REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Seorang dokter kandungan di Portugal diskors selama enam bulan oleh dewan medis setempat setelah pasiennya melahirkan bayi tanpa wajah. Sanksi itu dijatuhkan lantaran ia terbukti lalai dalam memantau kelainan pada janin pasiennya.
Dokter tersebut dituduh mengabaikan kondisi janin hingga terlahirlah bayi tanpa hidung, mata, atau bagian lainnya dari kepala bayi. Salah satu bayi yang lahir dengan kecacatan seperti itu ialah Rodrigo.
Dia lahir pada 7 Oktober dari ibu yang merupakan pasien dr Artur Carvalho. Selama kehamilannya, ibu dari Rodrigo pernah tiga kali menjalani pemeriksaan USG dan sang dokter tak sedikitpun menyebutkan adanya kelainan pada janinnya.
Ibu tersebut lantas menjalani USG 5D di klinik lain saat kandungannya berusia enam bulan. Dari hasil USG itu tampak ada abnormalitas pada janinnya, namun Carvalho menepis kekhawatiran tersebut.
"Dia menjelaskan bahwa terkadang, beberapa bagian dari wajah bayi tidak terlihat saat di USG, misalnya, saat wajah bayi menempel di perut ibu," kata bibi dari Rodrigo yang dikutip AFP sebagaimana diwartakan BBC.
Hati ibu Rodrigo patah begitu mendengar bayinya hanya akan mampu bertahan selama beberapa jam setelah kelahirannya. Namun, hingga lebih dari dua minggu kemudian, Rodrigo masih berjuang hidup dalam perawatan rumah sakit.
Orang tua Rodrigo telah mengajukan keluhan tentang Carvalho ke Kantor Jaksa Penuntut Portugal. Di tengah kemarahan terhadap Carvalho terkait kasus bayi Rodrigo, muncul keluhan lainnya.
Setidaknya, ada enam laporan yang muncul dari kelahiran bayi pada 2013. Orang tua lainnya juga telah datang untuk berbagi kisah pribadi mereka dengan media Portugal terkait dugaan kelalaian Carvalho untuk mendeteksi masalah kesehatan janin.
Salah satu kasus yang dilaporkan ialah tentang kelahiran seorang bayi dengan cacat wajah dan kerusakan otak parah pada 2011. Seorang ibu bernama Laura Afonso mengatakan kepada surat kabar Publico bahwa dia telah mengajukan pengaduan pidana terhadap dokter, namun jaksa menolaknya. Saat ini, sang anak telah berusia delapan tahun dan menjalani beberapa operasi, namun tetap tidak bisa berbicara atau berjalan.
Sedangkan kasus lainnya terjadi pada 2007 dengan meninggalnya seorang anak setelah beberapa bulan kelahirannya. Namun, laporan itu diberhentikan tanpa mencapai proses pengadilan.
Sementara itu, kasus kriminal lainnya yang menyangkut kematian bayi beberapa bulan setelah kelahirannya pada 2007 juga dikabarkan tak diproses. Kasus tersebut tidak pernah disidangkan.
Munculnya kasus demi kasus tersebut membuat kemarahan warga semakin meningkat. Mereka juga mempertanyakan sistem kesehatan di negaranya, termasuk prosedur pengaduannya.
Presiden Asosiasi Medis Portugal (Ordem dos Médicos), Miguel Guimarães mengatakan, ia telah menghubungi Carvalho dan mengingatkan adanya alarm sosial yang disebabkan oleh kasus tersebut. Menurut dia, dokter tersebut telah setuju untuk berhenti melakukan prosedur, sementara penyelidikan akan tetap berlanjut.
Dewan Disiplin pada awal pekan ini juga telah menyetujui dengan suara bulat, bahwa Carvalho harus dihukum. Ia pun diskors selama enam bulan untuk selama masa penyelidikan.
"Ada bukti kuat tentang kelalaian dokter dan itu dapat mengarah pada pemberian sanksi disipliner," kata kepala Dewan Medis untuk wilayah selatan Portugal, Alexandre Valentim Lourenco.