Sabtu 26 Oct 2019 08:48 WIB

Paparan Kimia ke Ibu Hamil Turunkan Kecerdasan Anak

Penelitian tunjukan paparan kimia pada kuartal I kehamilan pengaruhi IQ anak

Ibu Hamil (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Ibu Hamil (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Riset terbaru membuktikan paparan bahan kimia, seperti endocrine-disruptor (EDC) selama awal kehamilan mempengaruhi tingkat IQ anak saat berusia tujuh tahun. EDC adalah zat kimia yang dapat menganggu hormon normal manusia atau hewan dan mudah ditemukan di wadah makanan, bahan plastik dan produk kecantikan.

Dikutip dari Malaymail, Para peneliti dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, AS dan Universitas Karlstad, Swedia melakukan tes kepada 718 ibu hamil di trimester pertama dan mengecek 26 jenis bahan kimia dalam darah mereka.  Tim kemudian memeriksa anak-anak ibu hamil tersebut saat berusia tujuh tahun.

Hasilnya, yang dipublikasikan dalam Jurnal Enviroment International, menunjukkan bahwa anak-anak yang ibunya memiliki kadar bahan kimia yang lebih tinggi dalam sistem mereka selama kehamilan memiliki nilai IQ yang lebih rendah pada usia tujuh tahun. Efek ini juga tampak lebih kuat pada anak laki-laki daripada anak perempuan, yang nilainya lebih rendah dua poin. 

Ketika tim melihat efek bahan kimia tertentu, mereka menemukan bahwa bisphenol F (BPF), yang merupakan senyawa pengganti BPA, memiliki efek terbesar pada IQ anak-anak, menunjukkan bahwa BPF sebenarnya tidak lebih aman untuk anak-anak daripada BPA. Kemudian juga Efek klorpirifos, pestisida, zat polyfluoroalkyl, yang ditemukan dalam produk pembersih, triclosan, ditemukan dalam sabun antibakteri dan ftalat, yang ditemukan dalam plastik polivinil klorida lembut dan kosmetik.

Karena banyak bahan kimia yang diteliti dalam penelitian ini hanya tinggal di dalam tubuh dalam waktu singkat, para peneliti menjelaskan bahwa bahkan paparan jangka pendek bisa memiliki efek negatif pada kesehatan. Sehingga sangat penting bagi wanita hamil, atau mereka yang mencoba untuk hamil, untuk mencoba untuk mencegah paparan bahan kimia ini.

“Penelitian ini penting karena sebagian besar penelitian mengevaluasi satu bahan kimia pada satu waktu; Namun, manusia terkena banyak bahan kimia pada saat yang sama, dan beberapa eksposur mungkin berbahaya bahkan ketika setiap bahan kimia individu pada tingkat rendah,” tambah penulis studi Eva Tanner, PhD, MPH dikutip dari AFP. Namun, para peneliti juga mencatat bahwa mereka tidak dapat menetapkan sebab dan akibat dari temuan penelitian saat ini sehingga memerlukan penelitian lanjutan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement