REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW -- Larangan menyundul bola bagi anak-anak telah diberlakukan di Amerika Serikat sejak 2014. Baru-baru ini, Asosiasi Sepakbola Skotlandia (FA Skotlandia) akan mempertimbangkan berbagai opsi mengenai hal serupa setelah berdiskusi dengan para medis.
Pertimbangan ini setelah para ahli di University of Glasgow menemukan mantan pemain profesional 3,5 kali lebih mungkin meninggal karena penyakit otak degeneratif. Studi ini diluncurkan setelah klaim bahwa mantan striker klub West Bromwich Albion, Jeff Astle, meninggal karena trauma berulang di kepalanya pada 2002.
University of Glasgow melakukan studi ini setela ditugaskan oleh Asosiasi Sepak Bola (FA) dan Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA). "Tim presiden yang baru bertekad untuk proaktif terhadap masalah serius yang memengaruhi permainan tim nasional," kata sumber di FA Skotlandia seperti yang dilansir dari BBC, Ahad (27/10).
Sumber itu menyatakan temuan ini memang tidak secara otomatis dapat diterapkan pada pertandingan di akar rumput. Namun, FA Skotlandia akan tetap bersikap proaktif dan terbuka terhadap langkah-langkah radikal terhadap masalah ini.
"Ini bukan hanya tentang orang-orang muda yang menyundul bola dalam pertandingan, tetapi mengambil langkah-langkah untuk mengurangi latihan menyundul berulang-ulang," kata sumber itu.
Pekan lalu, Kepala Konsultan Medis FA Skotlandia Dr John MacLean mengatakan kepada BBC bahwa ia berharap ada langkah-langkah untuk mengurangi muatan latihan menyundul bagi pemain muda. Bersama FA Skotlandia dan UEFA, tim MacLean sedang menyusun beberapa pedoman yang masuk akal dalam latihan untuk anak-anak.
"Beberapa hal sederhana seperti membatasi pelatihan menyundul untuk pemain muda, mungkin satu sesi per pekan untuk memungkinkan otak pulih," kata Dr MacLean.