Selasa 29 Oct 2019 17:33 WIB

Ini Trik Agar Ngemil tidak Pengaruhi Berat Badan

Kenaikan berat badan bukan dipengaruhi jenis camilan yang disantap.

Rep: MGROL01/ Red: Nora Azizah
Camilan (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Camilan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir setiap orang pasti suka ngemil. Entah itu mengunyah kacang saat menonton bola, menikmati keripik di bioskop, atau menikmati cokelat saat terjebak macet di jalan.

Presiden Direktur Mondelez International Sachin Prasad mengatakan, cokelat menjadi salah satu camilan yang cukup populer di Indonesia. Namun, mengonsumsi cokelat sering dikaitkan dengan kenaikan berat badan. Tak heran bila camilan cokelat sering dihindari, khususnya para perempuan.

Baca Juga

Prasad mengungkapkan, pada dasarnya kenaikan berat badan bukan 'dosa' dari makanan yang dikonsumsi saat ngemil. Jenis camilan apapun yang dimakan bergantung pada porsi yang dikonsumsinya. Itu sebabnya seseorang harus mengontrol porsi camilannya dengan benar.

"Hal ini tidak berlaku hanya untuk cokelat saja melainkan juga semua camilan yang dimakan," kata Prasad di Jakarta, Senin (28/10).

Prasad menjelaskan, memperhatikan porsi camilan perlu dilakukan untuk mengontrol berat badan. Kontrol yang baik terhadap camilan juga termasuk intensitas waktu ngemil yang dilakukan.

Prasad memaparkan, camilan sehat pada dasarnya terdiri dari dua unsur, yakni pembuatan produk yang tepat. Produsen pembuat produk camilan hendaknya memenuhi standar global, seperti bahan yang tepat hingga informasi mengenai makanan tersebut.

Kemudian, lanjut Prasad, produsen pembuat camilan juga perlu mendidik konsumen. Salah satunya, produsen bisa diberikan informasi terkait jumlah camilan yang boleh dikonsumsi.

"Jika kamu mengkonsumsi sedikit atau secukupnya ya itu tidak akan apa-apa, jika makan martabak secara berlebihan itu tidak baik bukan? Tapi jika kita makan sedikit saja atau tidak setiap hari itu tidak akan terjadi apa-apa," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement