REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayi kembar siam berusia 14 bulan asal Tangerang, Ardi Firdaus dan Ardan Firdaus dijadwalkan menjalani operasi pemisahan di Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada Sabtu (16/11). Rencananya, tim yang terdiri dari 30 dokter ikut terlibat.
"Operasi ini diperkirakan selama 16 jam. Jadi kami diperkirakan akan seharian melakukan operasi," ujar Direktur Utama RSAB Harapan Kita Didi Danukusumo saat konferensi pers persiapan operasi Ardi-Ardan, di RSAB Harapan Kita, di Jakarta, Senin (4/11).
Didi mengungkapkan, RSAB Harapan Kita sudah tiga kali menangani kasus serupa, yaitu kembar siam dempet perut (1981), kembar siam dempet perut dan sebagian tulang dada (2016), dan kembar siam dempet kepala (2017). Ia menjelaskan bahwaoperasi pemisahan kembar siam bukanlah hal yang mudah.
Didi mengatakan bahwa kasus pemisahan bayi kembar siam termasuk kompleks sehingga harus melibatkan ahli dari berbagai disipilin ilmu. Berbagai tenaga medis, bahkan perawat dan tenaga kesehatan juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan operasi.
"Karena itu operasi kali ini melibatkan kurang lebih 30 dokter. Kami akan kolaborasi dengan RS Jantung, RS Dharmais, RS Gatot Subroto, dan RS Carolus, dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)," katanya.
Sementara itu, tiga bulan terakhir, Ardi dan Ardan telah menjalani serangkaian persiapan yang meliputi pemeriksaan kondisi kesehatan dan pemeriksaan penunjang sebagai bahan dasar untuk perencanaan operasi pemisahannya. Tim tenaga medis juga telah menggelar diskusi dan pembahasan kasus Ardi-Ardan.
Sejauh ini, Didi menyebut, berat Ardi-Ardan dalam kondisi baik. Ia mengungkapkan, operasi ini diperkirakan membutuhkan biaya Rp 1 miliar hingga Rp 1,1 miliar.
"Estimasi ini berdasarkan operasi pemisahan kembar siam sebelumnya," ujarnya seraya menyebut bahwa situs penggalangan dana www.kitabisa.com ikut mendukung operasi Ardi-Ardan.
Dokter Penanggung Jawab Pasien Alexandra mengungkapkan, Ardi-Ardan akan mulai masuk RS tanggal 12 November. Tim nantinya akan memisahkan organ hati di bagian tengah, sehingga tidak menutup kemungkinan perut dua bayi itu terbuka.
"Karena menempelnya di bagian perut dan kalau dipisahkan kan tidak mungkin kulitnya bisa ditarik jadi akan bolong. Karena itu kami menggunakan alat yang mendekatkan perut kiri dan kanan bayi itu. Jadi kulitnya sendiri yang akan menjadi donor," ujarnya