Kamis 07 Nov 2019 13:17 WIB

Ini Sebab Feses Berbau Sangat Menyengat

Feses bisa berbau sangat menyengat akibat dari makanan yang dikonsumsi.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
Sakit perut (Ilustrasi)
Foto: fitnesshealthpros.com
Sakit perut (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara alami, kotoran (feses) dari mahluk hidup pasti akan berbau. Pada manusia, proses pembuanga kotoran biasanya terjadi antara satu atau dua hari sekali, bergantung pada kondisi setiap individu.

Ada beberapa kasus, di mana kotoran bisa menjadi sangat bau, atau aromanya tercium tidak wajar. Hal ini biasanya disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi sebelumnya.

Baca Juga

“Kotoran berbau karena bakteri dan produk samping pencernaannya," kata Samantha Nazareth, seorang dokter ahli pencernaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS).

Nazareth mengatakan jika ada perbedaan bau yang tercium pada kotoran, biasanya itu berasal dari makanan serta minuman yang dikonsumsi. Tetapi, dalam kasus yang memang abnormal, ada hal lain yang mungkin terjadi.

Perubahan bau kotoran, yang disertai gejala tidak nyaman, seperti kram, nyeri perut, hingga penurunan berat badan adalah indikasi bahwa ada sesuatu yang abnormal. Termasuk juga perubahan dari bentuk kotoran, hingga ada darah yang keluar bersama dengan tinja.

Dilansir Prevention, Kamis (7/11), ada beberapa penyebab kotoran bisa berbau sangat busuk, serta tips bagaimana yang perlu Anda lakukan.

Konsumsi makanan kaya sulfur

Makanan yang mengandung sulfur seperti daging, keju, dan beberapa jenis sayuran seperti brokoli dan kembang kol sangat sulit dicerna dibandingkan makanan lainnya. Selama proses mencerna, usus harus bekerja ekstra dan lebih banyak gas yang dilepaskan.

“Selama proses ini, lebih banyak gas dilepaskan, karenanya (kotoran) semakin berbau menyengat,” ujar Yerat Patel, dokter di bidang functional medicine di California.

Jika Anda sedang menjalani diet yang membuat makanan tinggi sulfur menjadi pilihan, maka pertimbangkan untuk mengurangi prosinya. Selain itu, hindari menggabungkan jenis-jenis makanan kaya sulfur ini dalam piring yang sama.

Intoleransi makanan

Jika Anda menemukan kotoran berbau tidak wajar setelah mengkonsumsi makanan tertentu, coba untuk mengevaluasinya terlebih dahulu. Hal ini karena ada kemungkinan bahwa Anda memiliki intoleransi yang mendasarinya.

“Yang umum adalah laktosa dan beberapa juga mengalami intoleransi terhadap fruktosa dan sejumlah jenis karbohidrat. Komponen gula dari bahan makanan tidak dapat dihancurkan oleh usus,” ujar Nazareth.

Periksa asupan makanan Anda selama satu hingga dua pekan dan perhatikan yangcenderung membuat kotoran berbau. Jika tidak yakin, mungkin Anda bisa melakukan evaluasi dengan bantuan dokter.

Konsumsi alkohol

Alkohol mengandung banyak sulfat yang diubah di usus menjadi gas sulfida yang berbau menyengat. Dengan konsumsi jumlah tinggi, usus harus bekerja keras untuk meneluarkan kelebihan dari zat di alkohol dan membuangnya melalui feses.

Pastikan untuk menghindari minum alkohol jenis apapun secara berlebihan dan konsumsi air mineral yang banyak. Hal ini dapat membantu pencernaan lebih baik.

Junk food

Makanan olahan siap saji, serta yang mengandung banyak gula sulit dicerna oleh tubuh. Akibatnya, proses pencernaan membutuhkan waktu lebih lama, namun makanan tetap berada di dalam sistem penceranaan lebih lama, sehingga tubuh memproduksi lebih banyak gas.

Makanan yang dikenal dengan istilah junk food ini juga biasanya tinggi lemak dan tubuh tidak dapat memecah dan menyerap kelebihannya dengan benar. Selain itu, makanan olahan juga mengandung bahan kimia yang memberi efek untuk pencernaan, karena itu kurangi asupan makanan yang tidak menyehatkan ini sebanyak-banyaknya.

photo
Junk food atau makanan tidak sehat (Ilustrasi)

Efek samping obat atau suplemen

Kotoran yang berbau menyengat juga bisa terjadi sebagai efek dari obat atau suplemen yang Anda konsumsi. Beberapa obat diketahui dilapisi dengan  zat-zat, seperti sorbitol, yang dapat berfermentasi di usus Anda.

Hal itulah yang membuat pencernaan bekerja ekstra dan menyebabkan kotoran yang keluar berbau tidak wajar. Pastikan untuk membicarakan hal ini dengan dokter sebelum konsumsi obat atau suplemen apapun dan tanyakan apa yang harus dilakukan untuk menghindari gangguan pada pencernaan Anda.

Sembelit

Sembelit di mana keadaan kotoran membutuhkan waktu lama untuk melalui usus besar membuat terjadinya proses seperti fermentasi . Untuk sembelit yang situasional, seperti saat Anda sedang dalam perjalanan, cobalan tingkatkan asupan air putih dan konsumsi makanan yang mudah dicerna.

Pilihan diet tinggi protein

Bagi orang yang sedang diet tinggi protein atau tinggi lemak, daging dan keju jadi pilihan utama untuk dikonsumsi. Akibatnya, aroma kotoran bisa menjadi lebih menyengat karena tubuh tidak mendapatkan serat dan pada akhirnya memproduksi lebih banyak gas.

Efek samping lain dari mengonsumsi daging berlemak tinggi adalah bahwa tubuh tidak dapat menangani kelebihan lemak dan hasilnya bahkan bisa menyebabkan diare. Cobalah untuk  tambahkan makanan serat tinggi ke dalam diet seperti alpukat dan kacang-kacangan, serta jangan lupa tingkatkan asupan air putih.

Infeksi

Infeksi usus dapat bersifat virus, bakteri, atau parasit, dan menyebabkan saluran pencernaan meradang. Gejalanya dapat berupa nyeri perut, muntah, dan bau menyengat pada kotoran. Periksakan hal ini kepada dokter, utuk mengetahui jenis infeksi yang mungkin Anda miliki.

Kesehatan usus

Benang merah yang mendasari masalah kotoran Anda adalah apa yang dalam istilah medis disebut malabsorpsi. Ini adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat menyerap nutrisi tertentu dengan baik seperti karbohidrat, protein, dan lemak, sehingga menyebabkan nutrisi yang tidak tercerna berbau sangat busuk saat keluar.

Beberapa penyakit yang dapat ditunjukkan oleh gejala-gejala ini adalah penyakit celiac, pankreatitis, penyakit Crohn, atau gangguan radang usus. Kondisi ini seluruhnya memerlukan penanganan dokter,” ujar Patel.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement