Selasa 12 Nov 2019 06:46 WIB

Penderita Diabetes tak Boleh Konsumsi Nasi Putih, Benarkah?

Nasi putih diklaim tinggi karbohidrat dan indeks glikemik.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Nasi putih/ilustrasi
Foto: cookingkorean.com
Nasi putih/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski nasi putih tinggi karbohidrat dan indeks glikemik, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) menegaskan penyakit diabetes mellitus (DM) bukan hanya karena konsumsi nasi putih. Asupan makanan mengandung karbohidrat dan kalori yang tidak diperlukan menumpuk dalam tubuh menjadi stimulan penyebab penyakit ini.

Sekjen Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Em Yunir mengakui, nasi putih mengandung karbohidrat yang tinggi dan memiliki indeks glikemik (IG) sangat tinggi. Ketika mengkonsumsi nasi putih, kemudian dalam waktu satu atau dua jam akan terjadi kenaikan gula darah mendadak tinggi.

Baca Juga

"Tetapi sebenarnya bukan nasi putih yang menjadi masalah melainkan berapa karbohidrat makanan dan kalori yang masuk ke tubuh" ujarnya saat temu media mengenai diabetes mellitus, di kantor Kementerian Kesehatan, di Jakarta, Senin (11/11).

Ia menjelaskan, makanan yang tinggi karbohidrat bisa berasal dari mi, tepung-tepungan, hingga roti. Makanan ini seringkali dokonsumsi bersamaan dengan nasi.

Dia menjelaskan, orang yang sudah memakan makanan utama tinggi karbohidrat seperti nasi padang yang mengandung 175 sampai 200 kalori per porsi masih menambah makanannya plus mengkonsumsi lagi makanan manis dan makanan ringan. Padahal asupan mengkonsumsi nasi padangnya sudah tinggi lalu masih makan snack.

"Ya kandungan kalorinya semakin banyak. Artinya banyak sebenarnya kalori yang tidak diperlukan menumpuk dalam tubuh dan jangka panjang bisa menjadi stimulan terjadinya DM," ujarnya.

Ia menjelaskan, jika seorang penderita DM diberi makanan banyak kalori dalam waktu singkat dengan indeks glikemiknya tinggi, maka gula dalam darah cepat naik tetapi insulin yang diproduksi organ tubuh pankreas belum dihasilkan. Dengan demikian terjadilah kenaikan kadar gula darah yang mendadak tinggi tetapi insulinnya belum keluar.

Karena itu, dia menambahkan, seseorang bisa mengkonsumsi nasi putih dalam keadaan dingin karena IG nya tidak setinggi nasi putih hangat. Selain itu, ia juga meminta masyarakat menghitung asupan kalori dan karbohidrat yang masuk tubuhnya.

Ia memberikan rekomendasi seseorang bisa memakan karbohidrat lain pengganti nasi putih yang indeks glikemiknya rendah seperiti beras organik nasi merah atau nasi hitam. Apalagi, dia melanjutkan, nasi organik diklaim memiliki IG rendah sehingga begitu dimakan dengan gram yang sama seperti konsumsi nasi putih tetapi kenaikan gula darahnya berbeda utamanya dua jam pertama setelah makan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement