REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prevalensi penyakit diabetes mellitus (DM) mengalami kenaikan dalam lima tahun terakhir. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan angkanya naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen.
Estimasi jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang. Karena itu dibutuhkan penanganan khusus dan tidak sama antara penderita DM.
Ketua Umum PB Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Ketut Suastika mengatakan, mengenai perawatan khusus, penanganan penderita diabetes tidak sama pada semua penderita. "Itu bergantung pada kondisi penderita, gaya hidup sehari-hari, dan lainnya. Oleh karena itu, pengobatan diabetes sangatlah bersifat individual," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.
Karena itu, ia menegaskan penting sekali seorang penderita diabetes untuk selalu berdiskusi dengan dokternya untuk dapat mengevaluasi pilihan pengobatan yang lebih cocok untuk masing-masing individu. Tujuannya agar dapat mencapai pengendalian gula darah yang baik.
Sementara itu, Sekretaris Jendral PB Perkeni Em Yunir menambahkan, dalam menindaklanjuti penanganan diabetes, peran lingkungan sekitar turut diperlukan sebagai upaya memberikan pengaruh positif terhadap pasien. Pasalnya, keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan partisipasi aktif pasien, keluarga, tim kesehatan, masyarakat, dan pemerintah.
"Selain itu, untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif serta pengembangan keterampilan dan motivasi," ujarnya.
Salah satu pasien diabetes tipe 1 yaitu Anita Permata Sari, mengira semua penderita diabetes memiliki penanganan yang sama. "Namun setelah saya mendapatkan edukasi lebih lanjut dari dokter, saya paham bahwa penanganan diabetes terbaik harus sejalan antara obat-obatan yang tepat dan disesuaikan dengan aktivitas setiap individu. Selain itu, dukungan dari keluarga dan teman terdekat saya juga sangat penting bagi saya. Dukungan mereka adalah semangat saya dan pengingat akan kedisiplinan waktu dalam menjalani perawatan," ujarnya.
Head of Medical perusahaan obat Sanofi Indonesia Mary Josephine memahami bahwa setiap orang itu unik dan memiliki pola hidup yang berbeda antara satu dan lain.
"Maka dari itu, kami meluncurkan kampanye ‘Diabetes. Your Type.’ yang berpegang pada empat pilar, yakni program edukasi, pengobatan, kemitraan untuk menyediakan akses terbaik ke layanan kesehatan, dan solusi terintegrasi. Kami berharap kampanye ini dapat membantu penyandang diabetes dapat melakukan perawatan tepat sesuai kebutuhannya agar dapat menjalani hidup yang bermakna," katanya.