Kamis 14 Nov 2019 14:17 WIB

Alasan Lansia Bisa Alami Ketidakcukupan Gizi

Penurunan kondisi fisik hingga indera bisa sebabkan lansia alami ketidakcukupan gizi

Rep: Noer Qomariah K/ Red: Indira Rezkisari
Warga lanjut usia atau lansia menunjukkan kreativitas diri saat mengikuti sebuah acara.
Foto: Antara/Novrian Arbi
Warga lanjut usia atau lansia menunjukkan kreativitas diri saat mengikuti sebuah acara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah penduduk berusia lanjut (60 tahun ke atas) di Indonesia terus mengalami peningkatan. Badan Pusat Statistik memprediksi pada 2035, jumlah lansia akan mencapai 48 juta jiwa atau 15 persen dari total penduduk Indonesia.

Tingginya jumlah penduduk lansia dapat membawa dampak positif, apabila mereka tetap dalam keadaan sehat, aktif, dan produktif. Sebaliknya penduduk lansia yang memiliki masalah penurunan kesehatan dapat mengakibatkan peningkatan biaya kesehatan, serta menciptakan lingkungan yang tidak ramah terhadap lansia.

Dr dr Purwita Wijaya Laksmi, Sp. PD-KGer selaku dokter spesialis geriatri menjelaskan di Indonesia masih banyak lansia yang mengalami ketidakcukupan gizi atau malnutrisi. Padahal asupan gizi yang seimbang sangat penting untuk membantu para lansia tetap sehat.

Seiring bertambahnya usia, kata dr Purwita, terjadi penurunan fungsi tubuh dan perubahan metabolisme yang dapat membuat para lansia lebih rentan terhadap penyakit dan kehilangan masda otot.

Malnutrisi dapat mengakibatkan penurunan berat badan, kelelahan, tidak berenergi, kehilangan massa dan kekuatan otot, daya ingat melemah, kerentaan, mudah sakit dan perlu waktu lama untuk sembuh.

"Kondisi ini dapat mengganggu para lansia dalam menjalani aktivitas harian," ujar dr Purwita dalam acara Nestle BOOST Optimum di Jakarta.

Malnutrisi yang terjadi pada lansia juga diakibatkan beberapa faktor. Pertama faktor medis seperti riwayat penyakit, seperti harus mengurangi makanan tertentu atau sedang dalam keadaan sakit sehingga tidak nafsu makan.

Kedua, faktor fisik. Dengan bertambahnya usia, lansia kehilangan kemampuan menghirup dan pengecap, gigi geligi tanggal, gusi menciut dan sebagainya.

Dokter Purwita menjelaskan seseorang tertarik makan karena mencium bau masakan. Setelah itu, makanan baru dirasakan. Namun, karena kehilangan kemampuan penghidu dan pengecap tadi, nafsu makan menjadi turun

Ketiga, efek samping obat yang mengakibatkan nafsu makan menurun. Keempat adalah faktor sosial, seperti rasa kesepian atau faktor depresi juga bisa menjadi penyebab terjadinya malnutrisi pada lansia.

Karenanya, keluarga memiliki peran penting untuk membantu menjaga keseimbangan kondisi mental, fisik, dan sosial para lansia.

"Selain turut mengambil peran dengan melibatkan diri dalam memonitor asupan gizi harian para lansia, keluarga juga perlu menyemangati lansia untuk terus menghidupkan mimpi-mimpi mereka yang tertunda,termasuk mencoba aktivitas baru atau menekuni hobi mereka secara rutin," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement