Senin 18 Nov 2019 21:48 WIB

Kenali Gejala Penyakit Saraf Kejepit

Gejala saraf kejepit sering dikaitkan dengan ciri penyakit jantung.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Sakit Punggung (Ilustrasi)
Foto: Corbis
Sakit Punggung (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali masyarakat salah mengira nyeri dan sakit yang dirasakan di bahu, tulang belikat, hingga dada adalah gajela penyakit jantung. Padahal, gejala itu bisa jadi merupakan penyakit saraf terjepit atau hernia nukleus pulposus (HNP).

Dokter Spesialis Ortopedi Dan Traumatologi di rumah sakit (RS) Royal Progress, Heka Priyamurti mengibaratkan, saraf yang ada di tulang belakang seperti kabel yang memberikan informasi dari otot ke otak dan otak ke otot. Tetapi, seringkali saraf di tulang belakang ini terjepit.

Baca Juga

"Kemudian orang yang mengalami saraf terjepit ini mengalami sakit leher kemudian menjalar ke tangan, menjalar ke bahu, tulang belikat bahkan sampai dada depan dan dikira sakit jantung. Padahal jantungnya sehat-sehat saja," ujarnya saat pemaparan bertema saraf kejepit di Hospital Barge Tour RSIA Nusa Waluya II, di Jakarta Utara, Senin (18/11).

Ia menambahkan, penderita juga bisa merasakan sakit pinggang yang semakin lama semakin memburuk yang menjalar ke pantat, paha, betis, sampai kaki. Kemudian jika keluhan semakin berat maka akan disertai dengan kesemutan.

Kesemutan bisa di ujung jari atau menjalar dari jari kaki sampai telapak kaki, paha dan sampai kembali ke anggota tubuh bagian atas. Jika seseorang mengalami gejala itu, dia menambahkan, bisa jadi itu menandakan ada saraf tulang belakangnya yang terjepit.

Terlebih, usia penderita yang semakin bertambah dan mengalami obesitas akan semakin memperburuk keadaan. Bila sudha demikian, dibutuhkan diagnosa dokter ahli, bukan berobat ke tukang pijat.

"Paling baik bisa menemui dokter. Kenapa? karena saraf kejepit ini harus dicari masalahnya. Kalau didiamkan saja nyerinya akan menjalar dan saraf kejepitnya akan semakin berat maka penanganannya akan semakin berat juga," ujarnya.

Heka mengatakan, keluhan penyakit tulang belakang harus dikonsultasikan pada dokter yang ahli. Ia meminta penderitabertemu dokter tulang belakang yang memang ahli menangani saraf terjepit, dan tidak menemui tukang urut atau tukang pijat terlebih dahulu.

Sebabm, lanjut Heka, awalnya penderita penyakit tulang belakang bisa diobati dengan risiko rendah seperti disuntik atau disetrum. Namun karena salah diagnosa, maka bisa memburuk dan akhirnya terpaksa harus dioperasi.

"Padahal ada risiko teknologinya. Tapi kalau tidak dioperasi juga lumpuh dan dengan operasi kemungkinan lumpuhnya berkurang," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement