REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan penasihat Food and Drug Administration (FDA) atau administrasi makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat menyarankan prosedur operasi mata Lasik harus dilarang. Padahal, pada awalnya, dia menyetujui operasi mata Lasik di AS.
"Intinya kami mengabaikan data tentang gangguan penglihatan yang terus dirasakan pasien Lasik selama bertahun-tahun. Aku telah memeriksa ulang dokumentasi dan aku terperangah, 'Wow ini tidak baik’,” ungkap pensiunan penasihat FDA, Morris Waxler, kepada CBS News, dilansir di laman Fox News, Rabu (20/11).
Sejatinya, survei FDA mengungkap bahwa lebih dari 95 persen pasien Lasik puas dengan hasil operasinya. Namun, beberapa pasien yang lain justru mengalami komplikasi serius. Menurut Waxler, tingkat komplikasi Lasik berkisar antara 10 dan 30 persen.
Operasi Lasik disetujui pejabat federal pada 1998. Operasi itu menggunakan laser khusus untuk membentuk kembali kornea untuk meningkatkan kekuatan fokus mata, menurut FDA.
Di situs resminya, badan kesehatan federal merinci risiko yang terkait dengan prosedur Lasik, yakni risiko kehilangan penglihatan, gejala penglihatan yang melemahkan seperti silau, lingkaran cahaya dan/atau penglihatan ganda, dan sindrom mata kering yang parah. Selain itu, tidak ada data jangka panjang yang tersedia dari prosedur Lasik.
"Itu artinya, keselamatan jangka panjang dan efektivitas operasi Lasik tidak diketahui," menurut FDA.
Seorang pasien Lasik mengatakan kepada CBS News bahwa operasi itu menghancurkan hidupnya. "Ini adalah kehancuran yang bahkan tidak bisa saya jelaskan," kata Abraham Rutner, seorang tukang listrik dari Brooklyn, NY.
Dia mengatakan, usai operasi, segala sesuatunya akan tampak ganda. “Di sekitar lampu-lampu itu seperti mengalami ledakan bintang,” ujar dia.
Waxler, yang pada 2011 membuat petisi agar FDA menganjurkan penarikan sukarela soal Lasik, tetapi ditolak, mengatakan kepada CBS News bahwa prosedur itu seharusnya "mutlak" dilarang. Ia menyatakan, mata orang yang di Lasik aslinya sehat.
"Seharusnya, mereka pakai kacamata saja," ujarnya. Dalam pernyataannya kepad CBS News, FDA menyatakan "belum menemukan masalah keamanan baru terkait Lasik."