Kamis 21 Nov 2019 11:20 WIB

Sering Migrain? Coba Kenali Pemicunya

Migrain dapat dipicu oleh berbagai penyebab, mulai dari aroma hingga minuman.

Perempuan migrain. Ilustrasi
Foto: Hufingtonpost
Perempuan migrain. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Migrain bukanlah sekadar sakit kepala yang terasa sangat buruk bagi penderitanya. Selama ini, banyak orang yang tidak menyadari arti dari migrain yang sebenarnya.

Dilansir Prevention, banyak orang yang ternyata tidak terdiagnosis atau salah terdiagnosis dengan migrain. Selama ini, migrain dilaporkan memengaruhi lebih dari 36 juta orang di Amerika Serikat (AS) dan mereka yang berisiko lebih tinggi untuk mengalaminya adalah perempuan serta orang-orang berusia antara 30 hingga 40 tahun.

Baca Juga

Migrain dapat bersifat episodik, namun juga bisa menjadi kronis atau terjadi selama 15 hari atau lebih dalam satu bulan, bahkan lebih dari tiga bulan. Menurut Wade Cooper, Direktur University of Michigan's Headache and Neuropathic Pain Clinic di Ann Arbor, migrain adalah refleks neurologis.

"Saat migrain terjadi, selaput otak mendapatkan sinyal inflamasi yang mengiritasi saraf yang sakit dan itu mengirim sinyal jauh ke dalam otak, kemudian otak mengaktifkan kaskade hipersensitif terhadap cahaya, suara, dan bau. Apapun yang menganggu sistem saraf dapat mengaktifkan refleks itu," ujar Cooper.

Menurut Santiago Mazuera Mejia, ahli saraf di Sandra and Malcolm Berman Brain & Spine Institute di LifeBridge Health di Baltimorem Maryland, semakin cepat Anda mengetahui migrain terjadi, maka semakin baik perawatan yang dapat dilakukan. Dengan begitu, meningkatnya frekuensi sakit kepala ini bisa dicegah.

Hingga saat ini, belum ada sebab pasti yang dapat disimpulkan sebagai faktor utama mirgain. Namun, para ilmuwan menyebutkan beberapa pemicunya adalah konsumsi makanan atau minuman tertentu, seperti keju, daging asap, kafein, aspartam, dan MSG.

Jenis cahaya tertentu yang terlihat juga bisa menyebabkan migrain. Demikian juga dengan bau tertentu, termasuk parfum. Perubahan suhu setidaknya 10 derajat atau perubahan tekanan barometrik juga merupakan pemicu.

Tidak makan atau mengalami dehidrasi pun dapat memicu migrain. Selain itu, penyebab lainnya ialah infeksi dan perubahan hormon, seperti pada perempuan selama siklus menstruasi. Terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur juga dapat mendatangkan masalah yang sama.

Beberapa kondisi kesehatan yang terjadi juga dikaitkan dengan migrain. Depresi, kecemasan, fibromyalgia, trauma, serta penyakit Celiac, dan sindrom iritasi usus besar termasuk di antaranya.

Orang dengan riwayat migrain juga berisiko lebih tinggi mengalami strok atau serangan jantung. Jadi jika menderita migrain, sangat penting untuk mengawasi kesehatan kardiovaskular Anda, makan makanan yang sehat, dan berolahraga secara teratur.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement