Sabtu 23 Nov 2019 15:50 WIB

Penelitian: Biskuit Protein Mengandung Lemak Jenuh Tinggi

Biskuit protein butuh lemak dan gula tinggi agar lebih enak dan tingkatkan nilai jual

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Biskuit atau snack protein batangan
Foto: flickr.com
Biskuit atau snack protein batangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebagian orang beranggapan bahwa protein bar atau biskuit protein merupakan alternatif makanan sehat. Namun, baru-baru ini sebuah penelitian merilis, protein bar nyatanya mengandung lemak jenuh yang sangat tinggi. 

Lebih lanjut berdasarkan penelitian itu, coklat menjadi bahan utama dalam biskuit protein, selain dari lemak jenuh yang mengandung gula dan garam berlebih. 

Baca Juga

Director of Human Health & Nutrition, Dr Catherine Conlon mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir, pihaknya juga telah mengamati peningkatan signifikan terkait makanan dan minuman berprotein tinggi. Di mana jumlah yang beredar dipasaran saat ini berlangsung secara konsisten dan bervariasi.

"Dari bar, susu dan yogurt, makanan berprotein tinggi sekarang menjadi makanan utama di supermarket,” ujar dia seperti dilansir belfastlife, Sabtu (23/11).

Menurut dia, berdasarkan penelitian yang dilakukan, sebanyak satu dari tiga orang yang disurvei (37 persennya) menganggap biskuit protein sebagai makanan sehat. Padahal, makanan yang diproses dengan kandungan kalori tinggi itu memiliki kandungan layaknya sebatang cokelat.

“Yang terbukti dari data diet ini adalah, pria dan wanita dalam penelitian ini sudah mengkonsumsi protein lebih dari cukup. Sehingga, tidak membutuhkan protein ekstra yang diproses seperti ini,” katanya.

Diketahui juga, sebanyak 83 makanan ringan dan minuman protein tinggi yang dimaksud berasal dari supermarket di Irlandia. Di mana makanan tersebut adalah, protein bar, yoghurt, produk yoghurt lainnya dan minuman susu.

Lebih jauh, sebanyak, 39 protein bar menjadi subjek penelitian, di mana sekitar 38 persennya menjadikan coklat sebagai bahan utama. Bahkan, 77 persen bahannya diketahui adalah lemak jenuh tinggi, selain dari kandungan garam yang mencapai 79 persen.

Selain itu, menurut sumber industri dalam rentang 2010 hingga 2016, diketahui juga ada peningkatan produk dengan klaim protein tinggi, yang mencapai 498 persen. Dr Conlon menegaskan, kandungan lemak, gula dan garam memang diperlukan dalam produk olahan tinggi protein. Sebab, penggunaan bahan itu yang menjadikan rasa lebih enak dan memiliki nilai jual.

“Jadi jika Anda membutuhkan sumber protein sebagai makanan ringan, alternatif seperti kacang-kacangan, segelas susu atau yoghurt adalah cara untuk mengganti makanan tersebut," ungkap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement