REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Kanker leher rahim atau kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, bahkan dunia. Kanker serviks memang bisa disembuhkan melalui beberapa cara, seperti kemoterapi, terapi radiasi dan dioperasi, namun sel kanker bisa kembali datang mengusik kapan saja.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dr dr Gatot Purwoto, SpOG(K)Onk menjelaskan bahwa kekambuhan kanker serviks bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya daya tahan tubuh. Gatot mengungkapkan, dalam beberapa kasus ditemukan bahwa penyintas kanker serviks dengan daya tahan tubuh rendah memiliki risiko kekambuhan tinggi dibandingkan mereka dengan daya tahan tubuh kuat.
"Semakin mudah orang dideteksi kanker serviks, makin mudah juga dia kambuh," ungkap Gatot yang juga konsultan onkologi dalam seminar tentang kanker serviks di Auditorium BKKBN, Jakarta Timur, akhir pekan lalu.
Menurut Gatot, orang dengan daya tahan tubuh lemah, meskipun baru stadium 1, kecepatan kekambuhannya jauh lebih cepat orang yang stadium 3 dengan daya tahan tubuh baik. Kendati demikian, Gatot tidak menutup kemungkinan ada faktor-faktor lain yang bisa memicu kekambuhan, misalnya gaya hidup tidak sehat, hubungan seksual tidak sehat seperti oral atau anal, tingkat keganasan virus, usia, atau faktor lainnya.
"Meski telah diputuskan sembuh, masih ada kemungkinan kambuh. Jadi harus tetap konsisten melakukan pola hidup sehat, hubungan seksual sehat juga itu penting," kata Gatot.
Kanker leher rahim atau kanker serviks menjadi salah satu jenis kanker paling mematikan bagi perempuan. Menurut laporan Global Cancer Observatory (GCO), pada 2018 diperkirakan terdapat 32.469 kasus kanker serviks per tahun di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 18.279 orang. Angka ini membuat Indonesia menduduki urutan kedua kasus kanker serviks terbanyak di dunia.