Senin 25 Nov 2019 14:06 WIB

Kanker Serviks Juga Bisa Muncul tanpa Gejala

Setiap perempuan perlu mewaspadai gejala awal kanker serviks.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Warga membaca buklet berisi informasi tentang kanker serviks.
Foto: ANTARA/Andika Betha
Warga membaca buklet berisi informasi tentang kanker serviks.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Almarhumah Julia Perez menjadi satu dari banyak korban keganasan kanker leher rahim atau kanker serviks. Kanker yang disebabkan oleh virus papiloma manusia (HPV) onkogenik ini memang menjadi salah satu pembunuh utama perempuan di Indonesia, bahkan dunia.

Untuk itu, setiap perempuan penting mewaspadai gejala awal kanker serviks agar memiliki peluang kesembuhan yang tinggi. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Dr dr Gatot Purwoto, SpOG(K) Onk mengungkapkan, pendarahan abnormal, merupakan salah satu gejala kanker serviks. Pendarahan terjadi ketika sel-sel kanker tumbuh pada jaringan di bawah leher rahim.

Baca Juga

“Pendarahan ini terjadi bisa ketika ia sedang atau setelah berhubungan seks, pasca menopause, dan pendarahannya itu berkepanjangan," jelas Gatot dalam sebuah diskusi tentang kanker serviks di Auditorium BKKBN, akhir pekan lalu.

Selain itu, menurut Gatot, keputihan juga perlu diwaspadai sebagai gejala kanker serviks. Terlebih jika keputihannya itu berbau, berwarna, dan keluar dalam jumlah berlebihan.

"Periksakan diri jika mengalami keputihan dengan ciri seperti itu," ujar Gatot yang juga konsultan onkologi.

Gejala lain kanker serviks ialah merasa nyeri pada bagian panggul dan tidaknyaman saat berhubungan seksual. Rasa nyeri ini disebabkan karena kanker serviks menyerang dinding rahim, sehingga dapat memicu rasa rasa nyeri pada panggul.

Kendati demikian, Gatot gejala-gejala itu dijadikan sebagai acuan utama. Terlebih, selama ini banyak juga perempuan yang terserang kanker serviks tanpa mengalami gejala tersebut.

“Saya tekankan jangan menunggu gejala, karena pada tahap pra kanker atau bahkan ketika kanker, belum tentu semua perempuan mengalami gejala-gejala tadi. Ada juga yang tidak muncul gejala, maka dari itu pasien, dokter, bidan harus proaktif mengampanyekan pemeriksaan dini,” kata Gatot.

Menurut Gatot, perempuan yang sudah menikah dan pernah berhubungan seksual idealnya melakukan pemeriksaan dini kanker serviks setiap satu tahun sekali. “Tapi sebenarnya pemeriksaan rutin dua tahun atau tiga tahun sekali juga masih cukup baik, jika pada temuan pertama dia didiagnosis normal,” kata Gatot.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement