REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata merah yang oleh dokter disebut konjungtivitis, merupakan peradangan dan kemerahan pada konjungtiva mata. Konjungtiva adalah selaput transparan yang melapisi bagian depan mata dan kelopak mata.
Mata merah lebih umum di kalangan balita dan anak kecil. Penyebarannya mungkin akibat mereka menggosok mata dan menularkan infeksi ke anak-anak di lokasi pendidikan prasekolah, tempat penitipan anak, atau taman bermain.
Infeksi, alergi, dan iritasi, seperti pasir atau bahan kimia, dapat menyebabkan mata merah. Namun, infeksi virus dan bakteri adalah penyebabnya dalam kebanyakan kasus, dilansir Medical News Today, Senin (25/11).
Mata merah biasanya hilang dengan sendirinya, tetapi beberapa orang memerlukan perawatan. Kondisi lain mungkin meniru gejala mata merah, jadi siapa pun yang mengalami iritasi mata secara menetap atau mengganggu harus mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran dan diagnosis.
Gejala mata merah meliputi kering, gatal, mata merah, mata berair, sering berkedip, merasakan sesuatu yang tersangkut di sensitivitas mata, dan kelopak mata bengkak. Dalam beberapa kasus, mata merah bisa menyakitkan.
Kadang-kadang, balita tidak dapat mengekspresikan gejalanya dengan jelas, sehingga orang tua dan pengasuh harus memeriksa apakah anak tersebut menghindari cahaya terang, sering menutupi mata, menggosok mata, sering menangis atau sering marah. Ada kalanya, mereka jadi sulit berkonsentrasi dan menyipitkan mata.
Apakah mata merah menular?
Mata merah menular ketika diakibatkan oleh infeksi bakteri atau virus. Namun, infeksi bukanlah penyebab tunggal mata merah. Terkadang, alergi atau iritasi mata dapat menyebabkan mata merah.
Orang tua dan pengasuh balita dengan mata merah harus menganggap anak itu menular dan menjauhkan anak dari tempat penitipan atau sekolah, terutama jika mereka demam atau sedang tidak enak badan. Beberapa dokter serta beberapa sekolah dan tempat penitipan anak merekomendasikan agar anak-anak tinggal di rumah sampai gejala mata merah mereka telah sembuh.
Dalam kebanyakan kasus, mata merah karena infeksi tetap menular selama seseorang masih memiliki gejala. Menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), infeksi bakteri mata merah biasanya berlangsung sekitar 5 hingga 10 hari dan sering hilang dengan lebih cepat dengan antibiotik.
Mata merah akibat virus dapat bertahan selama 14 hari, meskipun biasanya membaik lebih cepat. Mata merah virus tidak akan merespons terhadap antibiotik.
Meskipun tidak umum, ada kemungkinan untuk virus, alergi, dan mata merah yang berhubungan dengan iritasi dapat menimbulkan infeksi bakteri. Ini terjadi ketika seorang balita menggosok mata mereka dengan tangan yang kotor hingga memindahkan bakteri ke mata.