Selasa 26 Nov 2019 11:05 WIB

Kenali Gejala Kekurangan Zat Besi dan Pencegahannya

Ada beberapa gejala kekurangan zat besi yang jelas di lidah dan mulut.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
Hindari kekurangan zat besi dengan asupan tinggi zat besi seperti daging merah.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Hindari kekurangan zat besi dengan asupan tinggi zat besi seperti daging merah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejala defisiensi zat besi penting untuk dikenali karena jika kondisi ini dibiarkan tidak diobati dapat membuat seseorang lebih berisiko sakit dan infeksi, dapat meningkatkan risiko komplikasi dengan jantung atau paru-paru. Kemudian pada kehamilan dapat menyebabkan risiko komplikasi yang lebih besar sebelum  dan setelah lahir.

Salah satu gejala defisiensi besi yang paling dikenal adalah kelelahan dan kekurangan energi.

Baca Juga

Tetapi dalam beberapa kasus, tanda-tanda kondisi tersebut dapat memengaruhi penampilan fisik seseorang. Terutama di dalam atau di sekitar mulut, seperti dilansir dari laman Express UK, Selasa (26/11).

Penelitian telah mengidentifikasi empat tanda yang harus diperhatikan pada lidah dan tiga di bagian luar mulut. Tanda-tanda pada lidah termasuk lidah yang bengkak, sakit, tampak pucat dan terasa mulus.

Hemoglobin yang rendah pada defisiensi zat besi dapat menyebabkan lidah menjadi pucat. Sedangkan kadar myoglobin yang lebih rendah dapat menyebabkannya menjadi sakit, halus dan bengkak.

Myoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang mendukung otot. Termasuk otot yang membentuk lidah.

Tanda-tanda di bagian luar mulut yang harus diwaspadai adalah mulut kering, retakan merah di sudut mulut atau sariawan.

Gejala lain dari kekurangan zat besi yang harus diperhatikan termasuk sesak napas, detak jantung yang nyata (palpitasi jantung), dan kulit pucat.

Apa yang menyebabkannya? Kekurangan zat besi dapat terjadi jika seseorang tidak mendapatkan cukup zat besi dari makanannya. Bagi ibu hamil, ketidakcukupan zat besi sering terjadi akibat faktor makanan.

Menstruasi yang berat merupakan penyebab umum defisiensi besi, tetapi bagi mereka yang menstruasinya telah berhenti, defisiensi besi bisa menjadi pertanda perdarahan di lambung dan usus.

Penyebabnya adalah mengonsumsi obat antiinflamasi non-steroid seperti ibuprofen, radang lambung, pembengkakan usus besar, ambeien, atau terkadang kanker.

Cara mengobati kekurangan zat besi

Jika Anda mengalami salah satu gejala kekurangan zat besi, Anda harus menemui dokter umum yang kemudian akan merekomendasikan perawatan. Jika tes darah menunjukkan jumlah sel darah merah rendah (kurang), Anda akan diberikan tablet zat besi untuk menggantikan zat besi yang hilang dari tubuh.

Tablet yang diresepkan lebih kuat daripada suplemen yang dapat dibeli di apotek dan supermarket. Kemudian Anda harus meminumnya selama sekitar 6 bulan. Minum jus jeruk setelah meminumnya dapat membantu tubuh Anda menyerap zat besi.

Bagaimana kekurangan zat besi bisa dicegah?

Jika kondisi ini berkaitan dengan diet, dokter umum mungkin merekomendasikan makanan yang kaya zat besi sehingga Anda bisa makan lebih banyak.

Para ahli gizi menyarankan untuk mengkonsumsi sereal dan roti dengan tambahan zat besi di dalamnya. Misalnya daging, kacang-kacangan, serta lebih banyak sayuran berdaun hijau gelap seperti selada air.

Ahli gizi juga menyarankan mengonsumsi lebih sedikit teh, kopi, susu, makanan dengan kadar asam fisik yang tinggi seperti sereal gandum yang dapat menghentikan tubuh menyerap zat besi dari makanan dan pil lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement