Kamis 28 Nov 2019 20:43 WIB

Lemak Trans Tingkatkan Risiko Penyakit, Kenali Sumbernya

Lemak trans dapat meningkatkan berbagai masalah kesehatan, termasuk demensia.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Lemak trans. Croissant termasuk salah satu makanan dengan lemak trans tinggi.
Foto: AP
Lemak trans. Croissant termasuk salah satu makanan dengan lemak trans tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- American Heart Association mengungkapkan bahwa konsumsi lemak trans dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan strok. Asupan lemak trans juga berhubungan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.

Studi terbaru dalam jurnal Neurology mengungkapkan bahwa konsumsi lemak trans juga berkaitan dengan risiko demensia yang lebih tinggi. Studi ini melibatkan 1.628 penduduk Hisayama, Jepang, yang berusia minimal 60 tahun sebagai partisipan.

Baca Juga

Mereka diketahui tidak menderita demensia ketika melakukan pengambilan sampel darah pada 2002-2003. Peneliti kemudian mengukur kadar lemak trans di dalam darah para partisipan.

Para partisipan lalu dibagi ke dalam empat kelompok berdasarkan kadar lemak trans di dalam darahnya. Setelah 10 tahun, tim peneliti melakukan peninjauan ulang dan menemukan sebanyak 377 partisipan terdiagnosis dengan demensia.

Sebanyak 247 partisipan di antaranya terdiagnosis dengan demensia jenis penyakit Alzheimer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan kadar lemak trans yang tinggi di dalam darah memiliki risko 52-74 persen lebih tinggi untuk terkena demensia dibandingkan orang-orang yang memiliki kadar lemak trans rendah. Kelompok dengan kadar lemak trans tertinggi di dalam studi ini memiliki angka kejadian demensia 29,8 per 1.000 orang per tahun.

"Hasil ini memberi kita lebih banyak alasan untuk menghindari lemak trans," ungkap peneliti senior sekaligus profesor dari departemen epidemiologi dan kesehatan masyarakat di Kyushu University Prof Toshiharu Ninomiya, seperti dilansir Medical News Today.

Secara umum, ada dua sumber lemak trans di dalam pola makan manusia ,yaitu alami dan buatan. Lemak trans alami bisa ditemukan dalam jumlah kecil pada produk turunan susu dan daging dari beberapa jenis hewan.

Lemak trans buatan lebih dikenal sebagai asam lemak trans. Jenis lemak trans inilah yang menjadi sumber utama dari asupan lemak trans di dalam pola makan manusia.

Tim peneliti mengungkapkan bahwa makanan yang menjadi kontributor lemak trans terbesar adalah pastry manis. Selain itu, ada beberapa makanan lain yang juga mengandung lemak trans yang tinggi.

"(Urutan selanjutnya) ada margarin, gula-gulaan (permen, karamel, dan permen karet) dan croissant," terang tim peneliti.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan ada lebih dari 500 ribu kematian per tahun akibat penyakit kardiovaskular yang berkaitan dengan konsumsi lemak trans. Oleh karena itu, WHO telah merilis panduan tahap demi tahap untuk menghilangkan lemak trans buatan di dalam rantai makanan global.

Ninomiya mengungkapkan bahwa WHO telah meminta negara-negara di dunia untuk mengeliminasi lemak trans buatan pada 2023. Langkah ini dinilai Ninomiya berpotensi untuk membantu upaya pencegahan demensia di dunia.

"Belum lagi menurunkan penyakit jantung dan penyakit lain terkait lemak trans," jelas Ninomiya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement