Sabtu 30 Nov 2019 01:40 WIB

Empat Jenis Disfungsi Seksual Perempuan

Masalah disfungsi seksual banyak terjadi pada perempuan usia reproduksi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan depresi (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Perempuan depresi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengalami disfungsi seksual, orang akan sulit mengalami kepuasan dalam kegiatan seksual. Masalah disfungsi seksual ternyata tak hanya bisa ditemukan pada laki-laki, tetapi juga pada perempuan.

"Belum ada angka prevalensi yang pasti mengenai disfungsi seksual di Indonesia," ungkap spesialis kandungan dan kebidanan dari Bamed Women's Clinic dr Grace Valentine SpOG dalam diskusi kesehatan di Jakarta.

Baca Juga

Meski begitu, Grace mengungkapkan bahwa sebuah penelitian pernah dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 2018 lalu. Dari penelitian ini ditemukan bahwa 90 persen dari 300 perempuan yang disurvei pernah mengalami disfungsi seksual.

"Hasil ini cukup mengejutkan," ujar Grace.

Yang lebih mengejutkan, menurut Grace, hanya enam persen dari perempuan dengan disfungsi seksual yang mengaku dirinya merasa terganggu. Oleh karena itu, sebagian besar perempuan dengan masalah disfungsi seksual enggan membicarakan permasalahan ini kepada pasangan atau mencari pertolongan medis.

"Masalah disfungsi seksual ini banyak terjadi pada perempuan usia reproduksi," jelas Grace.

Grace mengatakan, disfungsi seksual bisa terjadi akibat adanya gangguan pada fase siklus respons seksual. Secara umum, siklus respons seksual terdiri dari empat fase, yaitu excitement, plateau, orgasme, dan resolusi.

Disfungsi seksual juga dapat dibagi ke dalam empat kelompok besar, yakni gangguan libido, gangguan rangsangan seksual, gangguan orgasme, dan nyeri saat berhubungan seksual. Grace mendorong agar perempuan yang mengalami masalah disfungsi seksual dapat lebih terbuka dan mencari pertolongan dokter.

Grace mengingatkan bahwa masalah disfungsi seksual bukanlah gangguan yang tidak bisa diobati. Masalah ini bisa teratasi dengan terapi yang tepat selama terdiagnosis dengan baik.

Masalah disfungsi seksual juga tak hanya berkaitan dengan fungsi rekreasional atau kesenangan semata. Gangguan pada fungsi seksual yang dibiarkan juga pada akhirnya dapat memengaruhi fungsi reproduksi dari hubungan seksual.

"Kalau hubungan seksual tidak jalan, bagaimana fungsi reproduksinya bisa terjadi pembuahan secara alami?" kata CEO Bamed Healthcare Group dr Yassin Yanuar MIB SpOG(K) MSc.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement