REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski mayoritas penderita virus hepatitis A bisa sembuh yaitu 99 persen, 1 persen sisanya bisa mengalami hati yang gagal berfungsi atau gagal hati akut (fulminant) jika tidak segera ditangani.
Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia Irsan Hasan mengatakan, seseorang yang diduga terinfeksi hepatitis A maka harus memeriksakann dirinya terlebih dahulu ke dokter untuk memastikan kebenaran dugaannya. Setelah hasilnya positif hepatitis A, ia menyebutkan tim dokter akan memberi keputusan untuk pasien.
"Nanti kami (tim dokter) yang memutuskan pasien hepatitis A ini harus dirawat di rumah sakit atau istirahat total," ujarnya saat ditemui Republika usai mengisi acara follow up hepatitis A di Depok, di Kemenkes, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ia menegaskan, meski pasien hepatitis A istirahat di rumah, dia bisa sembuh total asalkan mematuhi kata dokter. Ia menjelaskan, obat dari menyembuhkan hepatitis A ini hanya istirahat karena belum ada antivirus atau antibiotik virus ini.
Selain itu, ia meminta penderita mengkonsumsi makanan yang sehat. Ia membantah mengenai kabar penderita hepatitis A tidak boleh makan dan minum yang manis, atau berlemak. Ia menegaskan kabar itu salah karena yang dianjurkan dokter adalah penderita mengkonsumsi makanan bergizi.
"Kadang memang pasien terasa mual dan eneg akan semakin menjadi kalau ada makanan berminyak tapi kalau kuat maka semua boleh dimakan, tidak ada larangan," ujarnya.
Jika cara-cara tersebut diterapkan, ia menyebutkan sebanyak 99 persen kasus hepatitis A bisa sembuh. Kendati demikiam, ia mengakui 1 persen diantaranya bisa mengalami fulminant. Ia menjelaskan, hepatitis A fulminant biasanya dialami seseorang yang sebelumnya sudah memiliki penyakit penyerta dan kondisi ini membuatnya mudah lelah yang akhirnya membuat dia mengalami gagal fungsi hati.
"Kalau sudah mengalami fulminant maka 70 persen tidak tertolong," ujarnya.
Karena itu, ia meminta masyarakat segera peka jika keluarganya atau tetangganya mengalami fulminant diantaranya kuning sekali, kesadarannya menurun. Selain itu, dia melanjutkan, fungsi ginjal rusak, terganggu menurut hasil tes darah.