Jumat 06 Dec 2019 07:17 WIB

Suplai Darah dan Oksigen ke Otak Meningkat Saat Olahraga

Dengan berolahraga, otak akan menerima lebih banyak oksigen.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Olahraga joging. Dengan berolahraga, otak akan menerima lebih banyak oksigen.
Foto: AP
Olahraga joging. Dengan berolahraga, otak akan menerima lebih banyak oksigen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga harus menjadi bagian dari gaya hidup setiap orang. Sebab, olahraga teratur bisa mengurangi risiko penyakit kronis seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan bahkan kanker.

 

Baca Juga

Menurut sebuah studi belum lama ini, para peneliti telah menemukan bahwa olahraga juga berperan penting dalam kesehatan otak. Dengan berolahraga, otak akan menerima lebih banyak oksigen.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nature Communications menyebutkan, olahraga membantu otak mendapatkan lebih banyak oksigen. Ini berarti otak mendapat lebih banyak darah, karena peningkatan aliran darah dalam tubuh.

Untuk studi ini, peneliti melakukan percobaan pada tikus. Tikus itu diinstruksikan untuk berjalan atau berlari di treadmill, kemudian dimonitor pernapasan, aktivitas saraf, aliran darah dan oksigenasi otaknya.

"Kami memperkirakan bahwa oksigenasi otak akan tergantung pada aktivitas saraf dan aliran darah. Tetapi kemudian kami menyadari bahwa pernapasanlah yang menjaga oksigenasi tetap tinggi," kata Qing Guang Zhang, peneliti sekaligus postdoctoral fellow dalam ilmu teknik dan mekanik, dilansir Times Now News, Jumat (6/12).

Satu-satunya penjelasan untuk ini adalah bahwa darah biasanya tidak jenuh dengan oksigen dan olahraga membantu darah membawa lebih banyak oksigen ke otak. Berbagai metode, seperti memantau respirasi, aliran darah, dan oksigenasi, digunakan untuk melakukan penelitian pada tikus.

Peneliti menyimpulkan bahwa pernapasan menyediakan jalur dinamis untuk memodulasi oksigenasi otak. Yuk, olahraga!

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement