Sabtu 07 Dec 2019 08:10 WIB

Kesehatan Mental Pengaruhi Kemampuan Mengelola Keuangan

Pengidap masalah kesehatan mental cenderung mengalami masalah keuangan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Adegan dalam film Joker (Ilustrasi). Pengidap masalah kesehatan mental cenderung mengalami masalah keuangan.
Foto: VOA/Warner Bros
Adegan dalam film Joker (Ilustrasi). Pengidap masalah kesehatan mental cenderung mengalami masalah keuangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Money and Mental Health Policy Institute melakukan survei terhadap hampir 500 orang dengan masalah kesehatan mental. Sebanyak 64 persen di antaranya merasa akan lebih cepat membaik bila mendapatkan bantuan terkait kondisi keuangan mereka.

Menurut The Money and Mental Health Policy Institute, banyak orang dengan masalah kesehatan mental yang terjerumus dalam lingkaran masalah keungan dan persoalan kesehatan yang memburuk. Salah satu alasannya adalah mereka tidak mendapatkan informasi penting terkait bagimana masalah kesehatan mental memengaruhi risiko kesulitan keuangan.

Baca Juga

Sebagai contoh, orang dengan obsessive compulsive disorder (OCD) memiliki risiko enam kali lipat lebih besar untuk mendapatkan masalah keuangan serius. Secara umum, masalah kesehatan mental juga dapat membuat penderitanya berisiko 3,5 kali lipat untuk terlilit pinjaman uang.

Lebih lanjut, The Money and Mental Health Policy Institute juga menyatakan bahwa orang dengan depresi memiliki risiko lima kali lebih besar untuk mengalami kesulitan keuangan. Alasannya, depresi membuat penderitanya memiliki suasana hati yang muram dan sulit beronsentrasi. Kondisi ini membuat penderita derpesi cenderung sulit mengelola keuangan dengan baik.

Episode manik pada gangguan bipolar juga kerap memengaruhi kecenderungan seseorang dalam membelanjakan uang. Ketika episode manik terjadi, pengidap bipolar lebih berisiko untuk mengeluarkan uang secara berlebihan dan impulsif.

Risiko-risiko masalah keuangan pada orang yang mengalami masalah kesehatan mental ini sangat jarang dibicarakan dalam sesi konsultasi pasien dengan dokter. Dari seluruh partisipan yang terlibat dalam survei, hanya satu dari 20 orang yang diberikan edukasi terkait risiko masalah keuangan dan kesehatan mental oleh dokter mereka.

Terkait temuan ini, The Money and Mental Health Policy Institute menilai dokter dapat melakukan intervensi yang sama seperti intervensi yang mereka berikan terkait kebiasaan merokok. Dengan edukasi yang baik, dokter dapat membantu pasien dengan masalah kesehatan mental untuk terhindar dari lingkaran kesulitan keuangan yang mungkin dapat semakin menghancurkan mereka.

"Dokter dapat memainkan peran penting dengan meluangkan satu menit saja untuk memberikan informasi kepada orang-orang mengenai masalah keuangan ketika mereka datang untuk mencari pertolongan untuk masalah kesehatan mentalnya," ungkap The Money and Mental Health Policy Institute, seperti dilansir laman asal Inggris, Metro.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement