REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi seorang vegan, atau orang yang memiliki pola makan tidak memakan semua produk hewan, adalah keputusan yang tak pernah mudah. Dengan menjadi seorang vegan, maka mereka harus merombak gaya hidup, pola pikir, dan sejumlah perubahan resep dan pemilihan restoran.
Akan tetapi, saat ini telah banyak restoran yang mau menyediakan makanan-makanan non hewani untuk para vegan. Menurut The Vegan Society, dilansir di laman Glamour Magazine, Jumat (13/12), penjualan makanan pengganti daging telah tumbuh 451 persen di Eropa.
Lalu, jumlah produk kecantikan vegan juga meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai merek-merek kecantikan seperti Tata Harper, Milk Makeup, dan Isle of Paradise menawarkan perawatan kulit, makeup, dan bahkan penyamakan kulit asli yang bersertifikat vegan.
Namun, apakah benar makanan berbasis sayuran dan buah benar-benar berdampak kepada kesehatan kulit?
Menurut dokter spesialis kulit, dr Rowland-Warmann, salah satu manfaat utama dari pola makan vegan adalah pengecualian dari susu, terutama bagi mereka yang menderita jerawat.
Dalam beberapa penelitian di AS, Italia, dan Malaysia, kata dia, ada hubungan antara susu dan jerawat. Beberapa mengusulkan hubungan itu disebabkan oleh hormon yang ditemukan dalam susu. Karena karbohidrat dalam susu dan produk susu lainnya yang dapat mempengaruhi kadar insulin,.
"Jadi, jika seseorang menderita jerawat, mengurangi jumlah susu yang ada dalam pola makan bisa mencegah adanya jerawat," kata dr Rowland-Warmann.
Menurutnya, dengan menjadi vegan dimana dalam pola makan itu meliputi menambah jumlah buah dan sayuran yang dimakan, maka manfaatnya hampir pasti akan memperbaiki kulit secara keseluruhan, dan menyehatkan.
Secara umum, lanjut dia, diet yang tinggi buah-buahan dan sayuran dan rendah gula dan lemak jenuh akan berdampak positif pada kulit. Hak itu dibuktikan dengan adanya studi yang menunjukkan bahwa diet kaya buah-buahan dan sayuran dapat mengurangi risiko kanker kulit nonmelanoma (NMSC) dan squamous cell carcinoma (SCC).
"Ini karena tumor kulit berkurang oleh Vitamin C dan E dan selenium, yang ditemukan dalam buah dan sayuran. Ekstrak teh hijau juga dianggap memiliki sifat penghilang kanker ketika datang ke kanker kulit. Di sisi lain, diet tinggi daging dan lemak dapat meningkatkan risiko SCC," ujar dia.
Akan tetapi, tak selamanya pola makan vegan itu sehat. Faktanya, Dr. Rowland-Warmann memperingatkan bahwa menjadi vegan dapat berarti peningkatan makanan yang tidak sehat.
"Meskipun ada manfaat nyata dari pola makan vegan, pola makannya mungkin kurang seimbang dan ini mungkin berdampak pada semua proses tubuh, bukan hanya kulit," kata dia.
Seringkali, pola makan vegan memiliki karbohidrat yang lebih halus, seperti pasta, gula, roti, dan beras. Jenis-jenis makanan itu akan mengarah ke glukosa serum yang lebih tinggi dan karena itu, insulin.
"Hal ini pada gilirannya meningkatkan produksi sebum, yang merupakan minyak yang diproduksi kulit untuk melumasi dirinya sendiri, yang dapat berkontribusi pada jerawat," kata dia.
Selain itu, vegan dan vegetarian terbukti lebih cenderung kekurangan omega-3, asam lemak, dan vitamin B12 dalam makanan mereka. Kekurangan tiga zat tersebut dapat memiliki dampak negatif pada kulit serta dikaitkan dengan depresi.
Sebelum memutuskan untuk menjadi vegan, penting bagi Anda untuk mencari tahu mengenai manfaat dan kekurangan menjadi vegan. Selain itu, temui dokter ahli gizi untuk berkonsultasi mengenai asupan gizi dan nutrisi yang baik untuk tubuh Anda.