REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan kekebalan tubuh memang sering dikaitkan dengan masalah mental. Salah satunya ialah Psoriasis, penyakit gangguan kekebalan tubuh yang dihubungkan dengan depresi.
Menurut dua penelitian baru, penyakit ini adalah penyakit kulit inflamasi kronis yang disertai dengan depresi, kecemasan, bahkan penyakit bipolar, skizofrenia, dan demensia. Namun, para peneliti mengaku bingung juga dengan apa yang menyebabkannya.
Berikut penjelasan yang dikutip dari Health24.
Hubungannya dengan Kekebalan Tubuh
Dalam studi pertama, para peneliti Denmark mengumpulkan data lebih dari 13.600 pria dan wanita penderita psoriasis. Selama lima tahun masa penelitian, sebanyak 2,6% penderita memiliki pengembangan dalam masalah mental. Setelah lebih dari 10 tahun, jumlah itu naik menjadi hampir 5%.
Gangguan ini termasuk depresi, kecemasan, penyakit bipolar, skizofrenia, dan demensia. Para peneliti berspekulasi bahwa gangguan kekebalan telah dikaitkan dengan perkembangan masalah mental. Dan, psoriasis adalah penyakit gangguan kekebalan yang mungkin menjelaskan hubungannya.
"Laporan ini sangat menarik karena bisa menunjukkan kemungkinan hubungan penyakit dengan gangguan mental lain. Setelah menemukan jawabannya, kita mungkin akan lebih waspada lagi,’’ kata Stacie Bell, wakil presiden penelitian dan urusan klinis di Yayasan Psoriasis Nasional.
Dalam makalah kedua, peneliti Korea mengambil sampel lebih dari 12.700 pasien psoriasis. Mereka menemukan risiko penyakit tersebut, seperti gelisah, masalah perkembangan ilusi, hingga gangguan neuron. Penderita psoriasis ini juga tidur dua sampai tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak punya penyakit.
Meskipun kedua studi menunjukkan hubungan antara kesehatan mental dan psoriasis, tidak ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa satu menyebabkan yang lainnya. Penelitian tersebut hanya menyatakan bahwa dua hal tersebut saling berkaitan.
Kecemasan dan Depresi
Dari penelitian kedua tim, mereka menyimpulkan bahwa pasien psoriasis berisiko mengalami masalah mental. Untuk itu, dokter kulit harus waspada dan bersiap untuk membantu pasien dalam mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
"Pasien yang gelisah atau tertekan adalah hal yang biasa terjadi pada apa yang saya lihat dalam praktik saya," kata Dr Michele Green, seorang dokter kulit di Lenox Hill Hospital, New York, Amerika Serikat.
"Mereka terkena penyakit yang mengambil alih kulit mereka dan mereka memiliki kecemasan tentang hal itu hingga depresi," lanjutnya.
Dr. Green percaya bahwa psoriasis memicu depresi dan kegelisahan. Tetapi, dia juga mengatakan stres dan masalah mental lainnya dapat memicu penyakit kekebalan seperti psoriasis.
Sebuah laporan dari National Psoriasis Foundation dan American Academy of Dermatology mengakui, kecemasan dan depresi dapat menjadi alasan dari beberapa penyakit. Mereka merekomendasikan agar pasien diberi tahu tentang kemungkinan pengembangan dari masalah ini.
Pasien Dihina
Selain itu, dokter harus bertanya kepada penderita apakah mereka merasa cemas atau tertekan dengan psoriasis yang mereka derita. Jika benar, mungkin mereka perlu rujukan ke ahli kesehatan mental.
Berdasarkan hasil laporan tersebut, mengobati psoriasis tampaknya bisa dilakukan dengan mengurangi kecemasan dan depresi yang dialaminya. Green mengatakan, dia sangat berhati-hati dalam menangani depresi dan kecemasan di antara pasiennya.
"Tetapi saya telah menemukan bahwa jika Anda menyarankan kepada pasien bahwa mereka mungkin perlu psikiater, maka mereka malah merasa dihina," katanya. Laporan ini dipublikasikan secara online di jurnal JAMA Dermatology.