Selasa 31 Dec 2019 15:38 WIB

Anggapan yang Salah Perihal Olahraga

Mitos dan anggapan yang salah terkait olahraga masih sering ditemukan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Ada saja alasan ketika akan melakukan aktivitas fisik atau olahraga (Ilustrasi Olahraga Yoga)
Foto: Piqsels
Ada saja alasan ketika akan melakukan aktivitas fisik atau olahraga (Ilustrasi Olahraga Yoga)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada saja alasan ketika akan melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Entah merasa sibuk dan tak punya waktu, atau bisa juga beranggapan tubuh sudah sehat sehingga tak perlu olahraga.

Terkadang, beberapa orang juga salah menafsirkan olahraga. Misalnya, berdiri sekian lama di kereta atau bus kota dianggap sudah melakukan olahraga. Atau, ibu hamil dan orang yang sedang sakit sering tidak diperbolehkan untuk olahraga.

Baca Juga

Dilansir melalui Independent.co.uk, Selasa (31/12), berikut sembilan mitos umum tentang olahraga dan jawaban dari penelitian.

Seseorang merasa fit sekali, sehingga tak perlu berolahraga

Sayangnya, manfaat kesehatan dari olahraga tidak bertahan lama, jika Anda tidak mempertahankan aktivitas itu. Penurunan atau drop out yang signifikan bisa menyebabkan hilangnya manfaat awal dari olahraga, seperti kebugaran kardiovaskular dan daya tahan. Konsistensi adalah kuncinya. Mempertahankan aktivitas fisik tingkat tinggi dikaitkan dengan hasil kesehatan terbaik.

Berdiri sepanjang hari tidak memiliki manfaat yang sama dengan olahraga

Berdiri dan bergerak sepanjang hari berarti Anda memiliki aktivitas fisik tingkat tinggi. Hal itu tentu meningkatkan kesehatan. Untuk mengoptimalkan manfaat kesehatan, tingkatkan tingkat olahraga Anda, setidaknya untuk membuat sedikit berekringat sekitar 150 menit sepekan jika memungkinkan.

Olahraga minimal 10 menit atau lebih, jika tidak sama saja buang-buang waktu

Pedoman terbaru telah menghilangkan kebutuhan untuk aktivitas fisik yang butuh minimal 10 menit. Tidak ada batasan minimal untuk tunjangan kesehatan, jadi Anda bisa melakukan pekerjaan harian aktif, seperti membawa tas belanja berat dan pekerjaan rumah atau kebun untuk meningkatkan kesehatan Anda. Cobalah melakukan aktivitas pendek sekitar dua hingga tiga menit beberapa kali dalam satu hari, seperti menaiki beberapa anak tangga dengan intensitas cukup tinggi untuk membuat Anda bernafas berat.

 

photo
Perempuan olahraga lari (Ilustrasi)

Menderita penyakit kronis, sehingga harus menghindari olahraga

Penyakit kronis tidak bisa dijadikan alasan. Menjadi lebih aktif akan mengutungkan berbagai kondisi kronis, termasuk kanker, jantung, dan paru obstruktif kronis. Jadilah seaktif mungkin dalam kondisi Anda, mungkin 150 menit sepekan. Jika Anda memiliki kebutuhan kesehatan yang kompleks, cari izin dokter sebelum melakukan olahraga baru dan dapatkan saran dari ahli fisioterapi atau sejenisnya.

Terlalu tua untuk berolahraga

Itu bukan alasan benar. Bukti menunjukkan bahwa penuaan saja bukanlah penyebab masalah besar sampai Anda berusia pertengahan 90an. Kekuatan dan masa otot tetap bisa ditingkatkan, bahkan pada usia lanjut. Idealnya, sertakan latihan aerobik, latihan keseimbangan dan penguatan otot, jika Anda berusia 65 tahun atau lebih.

Olahraga bisa membuat kurus

Belum tentu. Kombinasikan pembatasan kalori dengan aktivitas fisik untuk menurunkan berat badan yang lebih sukses. Ingat, Anda tidak bisa berlari lebih cepat dengan diet yang buruk. Olahraga yang memiliki tujuan penurunan berat badan yang substansial (lebih dari 5 persen dari berat badan) dan orang yang berusaha mempertahankan berat badan yang signifikan, mungkin perlu melakukan lebih dari 300 menit dalam sepekan aktivitas intensitas sedang untuk mencapai tujuan, termasuk kerja ketahanan untuk membangun massa tubuh tanpa lemak.

Berlari seminggu sekali belum cukup

Yakinlah, berapa kali berlari dalam sepekan tetap menghasilkan manfaat kesehatan. Jika Anda tidak punya banyak waktu berolahraga, bahkan berlari sedikitnya 50 menit sepekan sekali dengan kecepatan lebih lambat dari 6mph (9,65 km per jam) telah terbukti berakibat pada penurunan risiko kematian dini. Namun, tingkat berlari yang lebih pendek tidak serta merta meningkatkan kematian.

Hamil tidak boleh banyak berolahraga

Aktivitas fisik intensitas sedang aman untuk wanita hamil yang umumnya sehat dan tidak berisiko terhadap keamanan janin. Aktivitas fisik mengurangi risiko kenaikan berat badan yang berlebihan dan diabetes gestasional selama kehamilan.

Kurang sehat, seharusnya tidak berolahraga

Jika Anda demam, sangat tidak sehat atau sedang mengalami tingkat rasa sakit atau kelelahan yang tinggi, jangan berolahraga. Dalam kebanyakan kasus lain, aktif secara fisik sangat aman. Namun, tetap dengarkan tubuh Anda dan kurangi beban olahraga jika perlu. Jika Anda bisa, bergeraklah sesegera mungkin untuk menghindari kelumpuhan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement