REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai penyakit bisa muncul saat banjir tiba, di antaranya kolera, disentri, rotavirus, serta demam typhus. Menurut akademisi dan praktisi klinis Prof Ari Fahrial Syam, terganggunya kesehatan akibat banjir terjadi karena adanya gangguan pada tiga faktor penting penyakit, yaitu faktor host, lingkungan, dan agen.
Faktor daya tahan tubuh
Di lokasi pengungsian, kondisi kebersihan lingkungan serta makanan dan minuman yang dikonsumsi kerap sangat tidak memadai sehingga akan berpengaruh pada daya tahan tubuh warga. Selain itu, mereka tidur dengan alas yang tidak memadai.
Kondisi ini meningkatkan kerentanan pengungsi terhadap penyakit-penyakit pascabanjir. Cuaca yang tidak mendukung saat ini juga dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang walaupun tidak terkena langsung dampak banjir.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat memperburuk kondisi warga adalah faktor cuaca. Hujan dan angin kencang yang masih melanda DKI Jakarta bisa berdampak buruk, terutama pada bayi, anak-anak, dan orang tua.
Belum lagi lingkungan sekitar yang terendam banjir. Genangan air yang kotor dengan sampah bertebaran di mana-mana akan mengundang lalat dan kecoak yang berpotensi mencemari makanan dan minuman.
Faktor bakteri
Faktor agen pembawa penyakit yang banyak dijumpai akibat bencana banjir adalah lalat, tikus, dan bakteri. Kotoran tikus pun dapat menyebabkan tercemarnya air bersih.
"Tikus merupakan agen pembawa penyakit leptospirosis yang ditularkan melalui kotoran dan kencing tikus yang bercampur dengan genangan banjir," ujarnya.