Sabtu 04 Jan 2020 07:50 WIB

Anak dari Orang Tua Perokok Berisiko Idap Aritmia

Anak dari orang tua yang merokok berisiko mengidap aritmia jantung di kemudian hari.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Kampanye stop merokok. Anak yang dibesarkan oleh orang tua perokok lebih berisiko terkena gangguan irama jantung (aritmia).
Kampanye stop merokok. Anak yang dibesarkan oleh orang tua perokok lebih berisiko terkena gangguan irama jantung (aritmia).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan merokok yang dilakukan oleh orang tua tak hanya dapat memengaruhi kesehatan diri mereka sendiri, tetapi juga anak-anaknya. Mereka yang dibesarkan oleh orang tua perokok lebih berisiko mengalami gangguan denyut jantung tak beraturan (aritmia) di kemudian hari.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dimuat pada Journal of the American College of Cardiology pada 23 September lalu. Studi ini melibatkan lebih dari 2.800 orang dewasa dengan ayah dan/atau ibu yang dulunya merokok.

Baca Juga

Temuan dalam studi ini menunjukkan bahwa mereka yang tumbuh besar dengan orang tua perokok memiliki risiko lebih besar terhadap fibrilasi atrium (FA) dibandingkan dengan orang dewasa yang memiliki orang tua non perokok. FA merupakan salah satu bentuk dari aritmia yang terjadi akibat adanya gangguan sinyal listrik di atrium jantung sehingga jantung tidak dapat memompa darah dengan baik.

Episode FA memang tidak langsung mengancam jiwa penderitanya. Akan tetapi, FA dapat memicu terjadinya strok ataupun gagal jantung di kemudian hari.

"Sudah sangat jelas sekarang bahwa merokok merupakan sebuah faktor risiko untuk fibrilasi atrium," ungkap peneliti senior Dr Gregory Marcus, seperti dilansir WebMD.

Studi terbaru yang dilakukan Marcus dan tim peneliti membuktikan bahwa anak-anak yang menjadi perokok pasif lebih rentan terhadap risiko FA di kemudian hari. Dalam setiap bungkus rokok yang dihisap orang tua per hari, risiko FA pada anak meningkat 18 persen.

Seperti diketahui, kebiasaan merokok berkontribusi terhadap perubahan struktur dan bentuk dari atrium atau serambi jantung. Hal yang serupa dapat terjadi ketika jantung anak yang sedang berkembang secara rutin terpapar oleh asap rokok dari orang tua.

Tentu penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat dari paparan asap rokok pada anak terhadap risiko mereka untuk terkena FA di masa depan. Terlepas dari itu, perilaku merokok orang tua tetap dapat memengaruhi kesehatan anak seterusnya.

Studi menunjukkan bahwa kebiasaan merokok orang tua dapat meningkatkan risiko anak menjadi perokok. Anak dari orang tua perokok yang menjadi perokok di kemudian hari memiliki risiko 32 persen lebih tinggi untuk menderita FA dibandingkan non perokok.

"Ini memberi alasan lain untuk tidak merokok di sekitar anak Anda," ujar Juru Bicara American Lung Association Dr David Hill.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement