REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penelitian baru menunjukkan orang yang pernah menjalani transplantasi ginjal akan kecil kemungkinannya menderita gangguan fungsi ginjal jika menerapkan diet Mediterania. Meskipun tingkat kelangsungan hidup ginjal yang ditransplantasikan meningkat dalam beberapa tahun pertama setelah transplantasi, kehilangan fungsi ginjal dalam 10 tahun masih terjadi pada lebih sepertiga penerima.
Temuan ini terungkap dalam studi baru yang akan diterbitkan dalam Clinical Journal of American Society of Nephrology. Studi menunjukkan kebiasaan makan berdasarkan diet Mediterania (ikan, buah, sayuran, kacang-kacangan dan minyak zaitun), serta konsumsi produk susu dan daging yang lebih rendah bisa mengurangi risiko kegagalan cangkok.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti Belanda dari Universitas Groningen. Penelitian tersebut didasarkan pada data dari kuisioner yang diajukan kepada 632 pasien transplantasi ginjal dewasa yang ginjal donornya telah berfungsi setidaknya selama satu tahun.
Dilansir Malaymail pada Selasa (7/1), pertanyaan difokuskan pada diet dan tanggapan peserta dievaluasi, serta diberi skor hingga sembilan. Setelah itu peserta diikuti selama periode rata-rata 5,2 tahun.
Selama tahun-tahun itu, 119 pasien mengalami gangguan fungsi ginjal, sementara 76 di antaranya mengalami gagal ginjal. Semakin dekat partisipan diet dengan diet Mediterania, semakin rendah risiko menurunnya fungsi ginjal dan gagal ginjal. Setiap peningkatan dua poin dalam skor evaluasi diet dikaitkan dengan penurunan 29 persen dalam risiko penurunan fungsi ginjal dan 32 persen penurunan risiko gagal ginjal.
Pengawas penelitian, Dr Gomes-Neto mengatakan peningkatan bukti ilmiah telah menunjukkan manfaat kesehatan dari diet Mediterania pada kesehatan jantung dan ginjal. “Dalam penelitian ini, kami menunjukkan penerima transplantasi ginjal dengan kepatuhan yang lebih tinggi terhadap diet Mediterania cenderung mengalami kehilangan fungsi transplantasi ginjal mereka,” kata Dr Gomes-Neto menyimpulkan.