Kamis 09 Jan 2020 03:25 WIB

Virus Baru Sebabkan Wabah Pneumonia di China

Sebuah virus baru yang belum terindentifikasi menyebabkan wabah pneumonia.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
Sebuah virus baru yang belum terindentifikasi menyebabkan wabah pneumonia (Ilustrasi Virus)
Foto: Dailymail
Sebuah virus baru yang belum terindentifikasi menyebabkan wabah pneumonia (Ilustrasi Virus)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah virus baru yang belum terindentifikasi telah menyebabkan wabah pneumonia di Wuhan, Cina dalam beberapa waktu terakhir. Menurut pejabat kesehatan negara itu, virus ini dipastikan bukanlah SARS atau sindrom pernapasan akut berat seperti yang dicurigai sebelumnya.

Pada awal 2000-an, wabah SARS melanda dunia dan menginfeksi lebih dari 8.000 orang. Sebanyak lebih dari 750 orang meninggal akibat penyakit dari virus yang sangat menular ini.

Baca Juga

Epidemi SARS pertama kali mewabah di Cina dan menyebar ke negara-negara lainnya. Karena itu, saat virus yang menyebabkan pneumonia terjadi di Wuhan kali ini, rumor tentang wabah SARS kedua terus bermunculan, menimbulkan kekhawatiran secara luas.

Namun, pejabat kesehatan Cina secara resmi mencoret SARS dari daftar penyebab potensial yang mengakibatkan kasus pneumonia di Wuhan. Otoritas juga mengkonfrimasi bahwa virus misterius ini bukan MERS atau Middle East respiratory syndrome, flu burung,  dan atau adenovirus.

Hingga 5 Januari lalu, sebanyak  59 orang di Wuhan telah didiagnosis mengidap penyakit dari virus yang tidak dikenal itu. Orang-orang yang terinfeksi mengalami gejala seperti demam, sakit tubuh, kesulitan bernapas, dan cedera paru-paru.

Jumlah orang yang terinfeksi naik dari 44 kasus yang dilaporkan minggu lalu. Selain itu, 21 orang yang baru-baru ini mengunjungi Wuhan, kini dirawat di rumah sakit di Hong Kong antara pada 31 Desember 2019 dan 6 Januari lalu.

Dilansir //Live Science, Kamis (9/1), Hong Kong kini akan meningkatkan pengawasan pada orang-orang yang datang dan pergi melalui bandara internasional di kota itu, serta stasiun kereta cepat. Otoritas kesehatan di Singapura saat ini juga telah siaga memeriksa pelancong yang mungkin terinfeksi virus baru ini.

Beberapa waktu lalu, seorang perempuan dikarantina di Singapura, setelah melakukan perjalanan ke Wuhan. Kementerian Kesehatan Singapura kemudian mengatakan bahwa ia didiagnosis menderita penyakit akibat virus umum.

Rumor tentang wabah SARS yang menyebar dalam beberapa waktu terakhir membuat Pemerintah Cina melarang adanya tagar #WuhanSARS di media sosial. Pihak berwenang negara itu juga dilaporkan sedang  menyelidiki delapan orang di Wuhan yang diduga menyebarkan informasi menyesatkan tentang virus terbaru itu.

Meski demikian, Pemerintah Cina belum bisa memberikan informasi yang memadai kepada publik dan lembaga kesehatan internasional tentang virus baru yang dicurigai berkaitan dengan SARS ini. Banyak yang berharap bahwa virus ini tidak akan menyebabkan epidemi besar yang mirip dengan SARS.

“Saya harus menekankan bahwa ini adalah penyakit baru, dan tidak ada seorang pun di dunia ini yang pernah mengalami ini sebelumnya. Saya harap patogen ini tidak terlalu berbahaya sehingga tidak akan menyebabkan epidemi besar yang mirip dengan SARS dan menjadi mimpi buruk bagi kita semua,” ujar Lee Poon, seorang ahli kesehatan masyarakat di Universitas Hong Kong.

Di Singapura, belum dilaporkan ada petugas kesehatan yang tertular penyakit misterius ini. Menurut Wang Linfa, seorang pakar penyakit menular di NUS Medical School, saat ini orang-orang harus bersiap, namun tetap tidak panik.

“Kita seharusnya tidak masuk ke mode panik," kata Linfa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement