REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian mendapati bahwa beberapa asupan makanan dapat mempengaruhi daya kerja otak. Berdasarkan riset itu, mengonsumsi makanan tertentu akan membuat kecepatan berpikir otak menurun.
Makanan tinggi karbohidrat, alkohol, pemanis buatan, minuman manis, makanan olahan, lemak trans buatan merupakan sejumlah asupan yang berpotensi merusak jaringan otak. Kerusakan itu pada akhirnya akan menyebabkan penyakit otak akut semisal Alzheimer.
Seperti diwartakan Pinkvilla, Selasa (14/1) berikut makanan yang sebaiknya dihindari agar kinerja otak tetap maksimal
Minuman manis
Terlalu banyak mengonsumsi minuman manis semisal soda, minuman olahraga, minuman berenergi, jus buah, dan lain sebagainya dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Hal itu merupakan salah satu penyebab Alzheimer. Kadar gula yang lebih tinggi dalam darah juga dapat meningkatkan risiko demensia.
Karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan termasuk gula dan biji-bijian yang diproses dari tepung putih. Karbohidrat jenis ini umumnya mengandung indeks glikemik yang tinggi. Angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat dapat dicerna dengan cepat oleh tubuh. Ujungnya adalah lonjakan kadar gula darah dan insulin dalam tubuh.
Makanan dengan lemak trans tinggi
Lemak trans adalah sejenis lemak tak jenuh, yang dapat merusak kesehatan otak. Jumlah lemak trans yang tinggi cenderung meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Lemak buatan itu tidak bagus sama sekali. Sebaliknya, lemak trans alami seperti daging dan produk susu baik untuk kesehatan.
Makanan olahan
Makanan olahan memiliki kandungan gula tinggi dengan tambahan garam dan lemak. Makanan tersebut mungkin memiliki efek negatif pada kesehatan yang bertanggung jawab atas kerusakan jaringan otak.
Beberapa contoh makanan olahan seperti keripik, permen, mie instan, popcorn microwave, saus yang dibeli di toko, makanan siap saji dan lain sebagainya. Makanan-makanan ini yang tinggi kalori dan rendah nutrisi ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan signifikan.
Pemanis buatan
Pemanis buatan digunakan dalam banyak produk bebas gula. Pemanis ini disebut-sebut baik untuk menurunkan berat badan dan penderita diabetes. Namun sebuah riset menemukan bahwa pemanis buatan berdampak pada masalah perilaku dan kognitif.
Aspartam terbuat dari fenilalanin, metanol dan asam aspartat yang dapat melewati sawar darah-otak hingga mengganggu produksi neurotransmiter. Hal itu dapat meningkatkan kerentanan otak terhadap stres oksidatif.