Selasa 14 Jan 2020 17:58 WIB

Semalam Saja Tidur Terganggu, Risiko Alzheimer Meningkat

Risko alzheimer meningkat meskipun tidur hanya terganggu satu malam.

Rep: Febryan A/ Red: Reiny Dwinanda
Susah tidur (ilustrasi). Produksi protein tau meningkat saat orang terganggu tidurnya semalam saja. Hal itu berpengaruh pada meningkatnya risiko alzheimer.
Susah tidur (ilustrasi). Produksi protein tau meningkat saat orang terganggu tidurnya semalam saja. Hal itu berpengaruh pada meningkatnya risiko alzheimer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riset terbaru menemukan bahwa kualitas tidur yang buruk berkaitan dengan perkembangan penyakit alzheimer lantaran peningkatan protein tau. Bahkan, penikatan protein tau tetap terjadi ketika seseorang hanya tidur dengan kualitas buruk untuk satu malam saja.

"Ini menarik. Sebab, akumulasi protein tau (biasanya) terlihat pada otak orang yang menderita penyakit Alzheimer atau bentuk paling umum dari demensia," kata penulis riset senior Dr Jonathan Cedernaes, seorang peneliti senior di Uppsala University di Swedia.

Baca Juga

Riset yang dimuat di laman Neurolgy ini melakukan penelitian dengan merekrut 15 pria berusia rata-rata 22 tahun. Semuanya mengaku biasa tidur tujuh sampai sembilan jam setiap malam dan tidur mereka berkualitas.

Dilansir Health 24, Selasa (14/1), para peneliti mengamati setiap partisipan melalui dua set siklus tidur yang masing-masingnya terdiri dari dua hari. Pada siklus pertama, mereka mendapat dua malam tidur yang nyenyak, tetapi pada siklus kedua mereka dilarang tidur selama satu malam.

Hasilnya, rata-rata setiap partisipan mengalami peningkatan protein tau hingga 17 persen dalam darah setelah kurang tidur malam. Pada saat cukup tidur, peningkatannya hanya dua persen saja.

Eksperimen itu hanya menemukan protein tau yang meningkat. Jenis protein lainnya seperti beta amiloid, yang sudah juga sudah lama dikaitkan dengan alzheimer, tak ditemukan sama sekali.

Meski demikian, para peneliti tak mengetahui mengapa protein tau meningkat saat seseorang memiliki tidur yang buruk. Cadernaes menduga, kadar protein tau meningkat lantaran otak yang telah aktif melebihi waktunya.

"Mungkin ketika kita tetap terjaga untuk waktu yang lama, lebih dari 15 hingga 18 jam sehari, maka ini meningkatkan tingkat tau di otak sehingga melebihi kemampuan otak untuk membersihkan secara efektif untuk periode 24 jam tertentu," ujar Cadernaes.

Cedernaes menjelaskan, tau adalah protein yang ditemukan di neuron yang aktif secara normal. Tau biasanya dikeluarkan dari otak dengan cepat. Namun pada pasien Alzheimer, tau saling menempel, kusut yang melekat di otak.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya