Selasa 21 Jan 2020 18:20 WIB

Teh Bantu Turunkan Risiko Depresi pada Lansia

Studi ungkap, tujuh persen lansia alami gangguan depresi mayor.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Sebagian orang dewasa pernah bergelut dengan depresi. Studi bahkan mengungkapkan bahwa sekitar tujuh persen dari orang berusia di atas 60 tahun mengalami gangguan depresi mayor (Foto: ilustrasi lansia minum teh)
Foto: Pixabay
Sebagian orang dewasa pernah bergelut dengan depresi. Studi bahkan mengungkapkan bahwa sekitar tujuh persen dari orang berusia di atas 60 tahun mengalami gangguan depresi mayor (Foto: ilustrasi lansia minum teh)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang dewasa pernah bergelut dengan depresi. Studi bahkan mengungkapkan bahwa sekitar tujuh persen dari orang berusia di atas 60 tahun mengalami gangguan depresi mayor. Bagaimana cara menurunkan risikonya?

Risiko depresi tentu dipengaruhi oleh beragam faktor. Terlepas dari beragam faktor risiko ini, meminum teh mungkin bisa membantu orang dewasa untuk menekan risiko mereka terhadap depresi.

Baca Juga

Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari National University of Singapore dan Fudan University. Studi mereka dalam jurnal BMC Geriatrics mengungkapkan bahwa meminum teh secara rutin berkaitan erat dengan risiko depresi yang lebih rendah pada lansia.

"Hanya peminum teh konsisten, mereka yang telah minum teh hampir setiap hari sejak usia 60 tahun, yang bisa mendapatkan manfaat bagi kesehatan mental," ungkap tim peneliti yang dipimpin oleh Feng Qiushi dan Shen Ke, seperti dilansir Medical News Today, Selasa (21/1).

Studi ini melibatkan data dari 13.000 orang yang berpartisipasi dalam Chinese Longitudinal Healthy Longevity Survey (CLHLS) pada 2005-2014. Survei ini menunjukkan adanya hubungan antara meminum teh dengan laporan depresi yang lebih rendah.

Selain itu, data juga menunjukkan bahwa manfaat meminum teh untuk menekan depresi lebih besar dirasakan ada kelompok lansia laki-laki berusia 65-79 tahun. Tim peneliti juga melihat bahwa peminum teh memiliki beberapa karakteristik khusus yang serupa.

Sebagian besar dari peminum teh rutin adalah orang yang berusia lebih tua, laki-laki dan tinggal di perkotaan. Selain itu, peminum teh rutin juga cenderung berpendidikan, menikah dan menerima biaya pensiun.

Peminum teh juga tampak memiliki fungsi kognitif dan fisik yang lebih tinggi, serta cenderung lebih bersosialisasi. Namun di sisi lain, peminum teh juga lebih cenderung merokok dan minum alkohol.

"Kemungkinan manfaat minum teh lebih jelas pada tahap awal penurunan kesehatan. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menyoroti masalah ini," lanjut tim peneliti.

Ke depan, tim peneliti ingin meneliti manfaat lebih jauh dari tiap-tiap jenis teh, seperti teh hijau, teh hitam dan teh oolong. Tujuannya adalah untuk melihat jenis teh apa yang paling baik untuk meringankan gejala depresi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement