REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buah-buahan kerap menjadi sumber gizi yang menyehatkan bagi tubuh. Dalam sebuah penelitian di Universitas Michigan, ditemukan fakta bahwa buah pisang ternyata dapat membantu melawan penyakit flu.
Dilansir di laman Mind Body Green, Kamis (23/1), para peneliti menjelaskan senyawa rekayasa berdasarkan protein yang ditemukan dalam pisang, dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup tikus yang tengah flu, secara dramatis.
Profesor penyakit dalam di divisi penyakit menular di Michigan Medicine, David Markovitz, MD, bersama salah satu penulis dalam penelitian ini, telah bekerja dengan tim kolaborator selama bertahun-tahun pada solusi antivirus untuk flu. Semua bahan utamanya didasarkan pada tanaman pisang.
Studi terbaru yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences menemukan, setidaknya ada 80 persen tikus yang terpapar flu yang umumnya mematikan, selamat ketika mereka menerima suntikan protein. Hal ini terjadi, bahkan ketika injeksi diberikan 72 jam penuh setelah terpapar virus.
Protein, yang disebut H84T, didasarkan pada pisang lektin tetapi direkayasa di laboratorium. Para peneliti percaya itu mungkin memiliki implikasi penggunaan klinis.
"Kami dapat menunjukkan bahwa H84T memblokir kemampuan virus influenza untuk menyatu dengan struktur yang disebut endosom dalam sel manusia, langkah kunci dalam infeksi," jelas Markovitz.
Lektin pisang dalam bentuk organiknya, seperti lektin lainnya, terkait dengan beberapa efek samping negatif seperti menyebabkan peradangan. Dalam penelitian ini, bukti awal menunjukkan bahwa protein hasil rekayasa tampaknya tidak membawa dampak negatif yang sama.
Buah pisang (Pexels)
Mereka juga menemukan, ketika tikus mengembangkan antibodi terhadap protein baru, itu tidak menghasilkan efek buruk pada tikus. Para peneliti menyebut, Fungsionalitas protein ini berarti, meskipun merupakan pertanda baik sebagai pilihan potensial untuk melawan flu, itu juga mungkin efektif terhadap virus-virus yang lainnya.
"Ebola, HIV, campak, MERS, penyakit virus mematikan yang baru yang pertama kali dilaporkan di Arab Saudi pada 2012 , SARS dan semua coronavirus lainnya diuji," ujar para peneliti menurut rilis berita dari universitas.
Suntikan protein juga tampaknya bekerja, ketika pengobatan standar saat ini, yaitu Tamiflu, gagal. Sementara dampak saat ini dari terobosan baru ini hanya ditunjukkan pada tikus. Tim berharap untuk melakukan lebih banyak penelitian dalam hal penggunaan senyawa pada manusia.
Meskipun kita tidak bisa hanya beralih ke pisang sehari untuk mencegah flu, namun memakan pisang bisa menjadi kebiasaan yang bisa lakukan untuk mengurangi flu.
Dan jika Anda terkena turunan tahun ini, ada beberapa teh yang bisa Anda gunakan untuk membuatnya lebih mudah ditanggung, dan beberapa makanan yang dapat membantu menendang flu Anda lebih cepat.