REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker merupakan salah satu penyakit kronik di dunia. Semua penyakit kronik umumnya tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan dengan pengobatan.
Penanganan kanker pun memerlukan pengetahuan yang benar serta tata laksana yang terstandar agar pengobatan mencapai hasil yang diinginkan. Ahli hematologi onkologi medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Ikhwan Rinaldi menjelaskan, tahapan tata laksana penanganan kanker yang benar diawali dengan melakukan CT Scan atau PET Scan untuk mendeteksi apakah ditemukan sel abnormal atau tidak dalam tubuh.
Andaikan ditemukan sel abnormal, menurut Ikhwan, pasien harus melakukan biopsi atau pengambilan sel dalam tubuh untuk dites lebih lanjut di laboratorium oleh ahli patologi anatomi. Ia mengatakan, biopsi wajib dilakukan.
"Biopsi itu wajib untuk memastikan kanker apa, stadium berapa. Jadi tidak akan ada pengobatan tanpa biopsi (terlebih dahulu)," kata dr Ikhwan dalam sebuah diskusi tentang kanker di kawasan Cikini, Kamis (30/1).
Sementara itu, pengobatan kanker terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengobatan lokal dan sistemik. Pengobatan lokal yang sering menjadi craa pengobatan kanker adalah operasi dan radiasi.
Sedangkan pengobatan sistemik adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara memasukkan obat ke dalam tubuh dengan cara ditelan, dimasukkan ke dalam pembuluh darah, disuntik atau diinfuskan. Contohnya kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi.
Menurut Ikhwan, pengobatan kanker memiliki target tergantung pada stadiumnya. Akibat ditemukan pada stadium lanjut, pengobatan kanker cenderung bersifat paliatif, yakni pelayanan kepada pasien stadium akhir. Targetnya untuk meningkatkan kesintasan atau survival pada pasien.
"Jadi makin dini dideteksi dan selama sel kanker belum menyebar, maka kesintasannya makin panjang bahkan pasien bisa sembuh total," jelas Ikhwan.
Namun demikian, kanker yang masih awal yang bisa dioperasi dan dilanjutkan kemoterapi serta mengalami kesembuhan masih memiliki peluang untuk kambuh dan menyebar ke organ lain. Karena itu, monitoring setelah pengobatan selesai sampai lima tahun harus dilakukan agar kekambuhan dapat segera diketahui dan diobati.
Sebagian kanker yang memiliki peluang kesembuhan yang tinggi. Kanker kelenjar getah bening (limfoma), terutama limfoma hodgkin, termasuk di antaranya. Demikian juga dengan kanker testis, kanker padat pada anak, dan sebagian kecil kanker paru jenis sel kecil.
Lebih lanjut, Ikhwan pun mengimbau agar pasien kanker tidak mencoba melakukan pengobatan yang tidak terstandar medis. Sebab pengobatan alternatif justru berpotensi besar memperparah sel kanker.