REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para ahli menyebut flu lebih berbahaya daripada virus Corona Wuhan (nCoV). Di Amerika Serikat sebanyak 6,7 persen kematian yang terjadi selama pekan yang berakhir pada 18 Januari dikaitkan dengan pneumonia dan influenza. Sejauh ini, nCoV telah memengaruhi lansia dan orang berpenyakit rentan.
Menurut peneliti dan pakar epidemi di Universitas Metropolitan Oslo, Svenn-Erik Mamelund, bahaya yang ditimbulkan oleh nCoV tidak semematikan seperti yang dilaporkan media. Dengan demikian seharusnya tidak menyebabkan panik.
"Orang-orang yang biasanya tidak khawatir tentang flu mungkin tidak perlu terlalu khawatir tentang virus Corona," kata Mamelund dilansir CNN, Sabtu (1/2).
Mamelund menjelaskan orang-orang yang paling mungkin meninggal akibat Corona terdiri dari orang tua yang memiliki penyakit lain yang mendasarinya. Data tidak resmi dari para peneliti Inggris dan China menunjukkan bahwa 39 dari 41 kematian akibat corona Wuhan adalah pada orang berusia di atas 50 tahun.
Ini tidak jauh berbeda dari flu yang dialami sebagian besar warga usia tua. Di AS selama musim influenza 2017/2018 sebanyak 83 persen kematian yang disebabkan oleh penyakit ini berada pada kelompok usia 65 tahun ke atas. Angka ini berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Pakar lain telah mendukung pandangan Mamelund. Profesor kebijakan pencegahan dan kedokteran di Vanderbilt University Medical Center, William Schaffner, baru-baru ini mengatakan bahwa virus Corona akan menjadi titik terang di cakrawala dibandingkan dengan flu.
Kepala petugas medis Rumah Sakit Sheridan Memorial, John Addlesperger, memiliki pandangan yang sama bahwa virus Corona tidak lebih berbahaya daripada flu. Dia mencatat bahwa influenza membunuh 35 ribu orang di AS tahun lalu.
Seorang dokter darurat Rumah Sakit Corporation of America, Cole Sondrup, menyatakan bahwa virus Corona Wuhan akan tidak lebih fatal daripada flu. "Dugaan saya adalah ketika musim berakhir virus Corona akan membunuh jauh lebih sedikit orang daripada influenza," kata Sondrup.
Meskipun begitu, masih ada banyak yang tidak diketahui tentang virus Corona Wuhan. Masa inkubasi penyakit pernapasan juga menjadi penyebab kekhawatiran. Masa inkubasi dapat berkisar dari dua hari hingga dua pekan. Ini memungkinkan penyebaran tidak terdeteksi melalui kontak orang ke orang.
Akibatnya, negara-negara yang telah memulangkan warganya dari zona panas virus Corona menjaga warga negara mereka dalam isolasi selama beberapa hari. Upaya ini merupakan tindakan pencegahan.