REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak sedikit yang sering mengalami batuk, bersin, merasa sesak, dan tidak bisa berkonsentrasi saat berada di kantor. Hal ini mungkin terjadi karena adanya pemicu alergi yang umum di tempat kerja.
Dilansir Health 24, gejala alergi tidak hanya dapat memengaruhi pekerjaan, namun juga tidur yang berkualitas karena beberapa orang dapat mengalami hidung tersumbat. Alergen dapat ditemukan dalam segala hal, mulai dari makanan hingga debu, dan itu sebenarnya tidak berbahaya, kecuali sistem kekebalan tubuh tak menerima dan mulai melawannya.
Perlawanan itulah yang menyebabkan reaksi ketika tubuh mengalami reaksi inflamasi setelah bersentuhan dengan alergen. Rinitis alergi, misalnya, terjadi ketika ada peradangan di hidung yang disebabkan oleh alergi.
Di sisi lain, rinitis non-alergi disebabkan oleh hal-hal yang hanya mengiritasi lapisan hidung, tanpa reaksi alergi. Penting untuk dicatat bahwa pemicu alergi, seperti debu, juga bisa menyebabkan iritasi dan gejalanya masing-masing sangat mirip.
Alergi dapat didiagnosis dan dikesampingkan melalui tes darah dan atau skin prick test (tes tusuk kulit). Cara terbaik untuk menentukan apa yang menyebabkan gejala adalah dengan memantau secara tepat ketika saat berada di tempat kerja.
Berikut bagian kedua dari dua tulisan tentang beberapa pemicu umum yang dapat menyebakan alergi terjadi di kantor maupun tempat bekerja lainnya:
5. Asap knalpot
Jika Anda bekerja di luar ruangan di dekat jalan raya yang sibuk, asap knalpot juga dapat memicu alergi. Bahkan, jika Anda bekerja di kantor, perjalanan sehari-hari Anda dapat membuat Anda kehabisan asap yang dapat memicu alergi.
Beberapa tahun lalu, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Allergy, Asthma & Immunology Research menyebutkan tentang efek polusi udara dengan asma dan alergi pernafasan pada anak kecil. Walaupun ada hubungan yang jelas antara prevalensi asma dan alergi pada anak-anak yang tinggal di dekat jalan utama, mereka bukan satu-satunya yang terkena dampak polusi udara yang terkait dengan lalu lintas dan orang dewasa juga rentan terhadap itu.
Gunakanlah masker ketika bekerja di luar ruangan, serta tutup jendela, maka ventilasi dalam mobil dapat bekerja.
6. Asap rokok
Efek yang didapatkan perokok pasif telah dipelajari selama beberapa dekade. Dalam salah satu penelitian, terlihat kemungkinan hubungan antara perokok pasif dan rinosinusitis.
Jika perokok diizinkan merokok bebas di luar gedung dan Anda berjalan melalui asap, Anda mungkin terpapar asap rokok orang lain. Jika Anda merokok, mulailah merencanakan strategi dan cara-cara untuk berhenti dari kebiasaan buruk ini dan jika Anda menderita alergi, batasi waktu di luar bersama rekan-rekan perokok.
7. Pendingin udara
Beberapa dari kita tidak akan dapat bertahan saat cuaca panas yang terik tanpa pendingin ruangan. Namun, penggunaan AC mungkin dapat memicu timbulnya beberapa gejala alergi, meskipun bukan alergen itu sendiri.
Pakar kesehatan lingkungan, Olivia Rose-Innes mengatakan pendingin ruangan dapat menampung spora jamur yang dapat memperburuk gejala pada beberapa orang. Selain itu, Adrian Morris, pakar alergi mengatakan meski ada hubungan, namun seseorang tidak dapat alergi terhadap sistem pendingin udara.
"Anda tidak bisa alergi terhadap pendingin udara, itu adalah mesin yang mendinginkan udara seperti kulkas Anda, tetapi penggunaannya bisa mengeringkan hidung dan memperparah masalah sinus,” jelas Morris.
Pastikan bahwa pendingin udara di ruang kantor Anda diservis secara teratur untuk menjaganya terbebas dari spora jamur dan debu.