REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli onkologi Prof DR Aru W Sudoyo mengatakan, program deteksi dini atau skrining kanker di Indonesia hingga saat ini masih belum berjalan dengan baik. Itu pula yang memicu tingginya angka kanker setiap tahun.
"Kanker itu saat ini di Indonesia sama juga dengan negara berkembang lainnya, naik dengan amat pesat. Program deteksi dini belum jalan dan kita masih banyak bergerak di fasilitas kesehatan untuk pengobatan," kata dia di Jakarta, belum lama ini.
Aru menjelaskan, program deteksi dini merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjaring kanker sejak stadium dini. Hal itu bisa berbentuk tes maupun pemeriksaan menggunakan alat tertentu.
"Tentunya harus menyangkut semua rakyat dan biayanya besar sekali," ujar dia.
Khusus di Indonesia, menurut Aru, deteksi dini yang baru jalan ialah pemeriksaan atau tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Ini merupakan skrining untuk mendeteksi dini kanker serviks.
Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 264 juta lebih, maka diyakini pemerintah tidak akan mampu menjalankan program deteksi ini pencegahan kanker. Oleh karena itu, ia menyarankan dan mendorong agar ada bantuan dari komunitas atau lembaga swadaya masyarakat.
"Di sini Yayasan Kanker Indonesia masuk. Kami juga punya program deteksi dini sepanjang kemampuan dan tenaga dengan melakukan edukasi maupun pemeriksaan," katanya.
Aru menjelaskan, tingginya angka kanker juga disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang sudah semakin kompleks dan rumit. Hal itu bisa dilihat dari tambahan porsi dan pola makan seseorang.
Sebagai contoh, seseorang lebih banyak makan yang mengandung lemak dan kurang serat. Orang banyak mengonsumsi makanan cepat saji dan ditambah pula kurang aktivitas olahraga.
"Faktor tersebutlah yang memicu angka penyakit kanker naik pesat," kata Ketua umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) itu.
Tingginya angka penyakit mematikan tersebut juga tercatat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pasien paling dominan berasal dari pengidap penyakit onkologi atau kanker.
Aru mengatakan, kanker merupakan sebuah penyakit yang sudah menjadi masalah besar dan harus segera ditangani. Terlebih, kanker dapat berimbas pada penderitaan pasien, kehilangan tenaga kerja maupun anggota keluarga, termasuk beban pemerintah, yaitu BPJS Kesehatan.