Jumat 14 Feb 2020 05:51 WIB

Kurangi Pelukan-Ciuman untuk Tekan Penyebaran Virus Corona

Mengurangi interaksi fisik, seperti pelukan dan ciuman, dapat hindari infeksi corona.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Sejumlah warga mengenakan masker melintasi jalan raya di Hong Kong, Senin (10/2). Ahli virologi dari Inggris menyarankan agar masyarakat mengurangi interaksi fisik, seperti pelukan dan ciuman, untuk menekan penyebaran virus corona tipe baru, Covid-19.
Foto: AP/Vincent Yu
Sejumlah warga mengenakan masker melintasi jalan raya di Hong Kong, Senin (10/2). Ahli virologi dari Inggris menyarankan agar masyarakat mengurangi interaksi fisik, seperti pelukan dan ciuman, untuk menekan penyebaran virus corona tipe baru, Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menghindari interaksi fisik dapat menjadi kunci mencegah penyebaran virus corona yang bermula di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Ahli virologi Profesor John Oxford dari Universitas Queen Mary mengatakan, seseorang dapat melindungi diri dari penularan penyakit mematikan akibat infeksi virus bernama resmi Covid-19 itu dengan menghindari jabat tangan, pelukan, dan ciuman.

“Ini virus sosial. Saya pikir, kita harus menggerakkan diri dalam tindakan sosial, bagaimana kita berinteraksi dengan orang-orang,” kata Oxford dilansir di laman Independent, Kamis (13/2).

Baca Juga

Oxford menjelaskan bahwa menahan interaksi seperti itu lebih efektif daripada memakai masker untuk mencegah infeksi virus Covid-19. Bahkan, menurut dia, tindakan itu merupakan bentuk pengalihan total terhadap potensi penularan virus corona.

“Yang perlu kita lakukan adalah kurangi berjabat tangan, berpelukan, berciuman, hal-hal semacam itu, karena virus ini seperti penyebarannya melalui pernapasan biasa,” ujar dia.

Sementara itu, Profesor Neil Ferguson dari Imperial College London meyakini bahwa dalam skenario terburuk, sebanyak 60 persen populasi Inggris dapat terinfeksi virus Covid-19. Jumlah kasus virus corona di Inggris saat ini mencapai delapan, termasuk dua petugas kesehatan.

Klinik medis di Brighton telah ditutup di tengah kekhawatiran penyebaran infeksi. Sejak saat itu, pemerintah Inggris mengklasifikasikan virus yang telah menginfeksi lebih dari 40 ribu orang dan menyebabkan 1.000 kematian itu sebagai ancaman serius dan segera bagi kesehatan masyarakat. Kebijakan itu membuat orang yang diduga terinfeksi tetap berada di karantina bersama delapan pasien yang positif.

“Saya akan melakukan segala daya untuk menjaga orang-orang di negara (Inggris) ini aman,” kata pejabat Kesehatan Inggris Matt Hancock.

Pemerintah Inggris, menurut Hancock, mengambil berbagai langkah yang memungkinkan untuk mengenali wabah virus corona. Staf NHS dan tim medis lainnya didukung kekuatan hukum tambahan untuk menjaga orang-orang di seluruh negeri agar tetap aman.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan masyarakat sering mencuci tangan dengan alkohol atau air hangat dan sabun, tutup mulut dan hidung dengan siku atau bagian tubuh yang tertekuk saat bersin atau batuk, dan menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menderita demam atau batuk. Selain itu, WHO menyarankan masyarakat segera mencari bantuan medis awal jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, serta berbagi riwayat perjalanan dengan penyedia layanan kesehatan.

Masyarakat juga disarankan menghindari kontak langsung atau tanpa peelindungan dengan hewan hidup dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan, ketika mengunjungi pasar langsung di daerah yang terkena dampak. Masyarakat juga diminta menghindari makan produk hewani mentah atau kurang matang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement