Rabu 19 Feb 2020 19:04 WIB

Anestesi Umum Tingkatkan Risiko Depresi Pascaoperasi Sesar

Pemberian anestesi umum bisa meningkatkan risiko depresi pascapersalinan.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Operasi sesar. Pemberian anestesi umum bisa meningkatkan risiko depresi pascapersalinan.
Foto: Republika.co.id
Operasi sesar. Pemberian anestesi umum bisa meningkatkan risiko depresi pascapersalinan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu yang menjalani anestesi umum selama menjalani operasi sesar lebih berisiko mengalami depresi pascapesalinan, bahkan dalam tingkat yang parah. Dilansir Health 24, depresi selepas melahirkan yang dialami oleh sang ibu mungkin membuatnya memerlukan perawatan di rumah sakit, mengingat bahaya yang ditimbulkan dan pikiran untuk bunuh diri.

Sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti dari Columbia University menganalisis lebih dari 428 ribu catatan ibu yang menjalani operasi caesar di New York, Amerika Serikat (AS) antara 2006 hingga 2013. Sebanyak delapan persen di antaranya diketahui mendapatkan anestesi umum saat proses persalinan.

Baca Juga

Dari sana, diketahui sebanyak 1.158 perempuan atau tiga persen dari total ibu yang menjalani operasi sesar harus dirawat di rumah sakit karena mengalami depresi pascapersalinan yang parah. Sebanyak 60 persen dari mereka didiagnosis pada saat kembali diopname, sekitar 164 hari setelah mereka pulang selepas melahirkan.

Dibandingkan dengan anestesi lokal, anestesi umum dikaitkan dengan peningkatan 54 persen kemungkinan depresi pasca persalinan dan risiko 91 persen lebih tinggi untuk memiliki pikiran bunuh diri atau cedera yang diakibatkan oleh diri sendiri. Studi ini hanya menemukan pengamatan daripada hubungan sebab-akibat.