REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Java Jazz Festival 2020 dihelat saat musim hujan dan bayang-bayang kekhawatiran akan infeksi virus corona tipe baru (Covid-19). Penonton pun diserukan agar bijak memerhatikan kesehatan sehingga dapat menikmati konser sepanjang Jumat (28) hingga Senin (2/3) di JiExpo Kemayoran, dalam kondisi prima.
Presiden Direktur PT Java Festival Production Dewi Ghonta menyarankan agar penonton membawa pembersih tangan, tisu basah beralkohol, masker, jas hujan, dan payung. Di samping itu, Dewi menyerukan agar pengunjung membiasakan cuci tangan sebelum makan dan minum. Mereka juga diimbau menghindari dehidrasi agar daya tahan tubuh tetap kuat.
"Selain itu, kami juga nanti akan menyimpan hand sanitiser ditempat tertentulah, di merchandise booth, di info booth, di beberapa tempat. Tapi akan lebih jika penonton juga bawa sendiri," jelas Dewi.
Cuaca ekstrem dan banjir yang belakangan melanda Jakarta menjadi salah satu tantangan bagi penyelenggaran Java Jazz Festival 2020. Untuk mengantisipasi itu, panitia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Selain berkoordinasi dengan pengelola JiExpo, Dewi mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemprov DKI dan instansi terkait yang bertanggung jawab akan pintu-pintu air. Ia mengatakan, Java Jazz Festival juga sudah pernah digelar di bawah guyuran hujan.
“Bahwa tahun ini lebih banyak daripada sebelumnya, itu juga di luar ekspektasi kami,” jelas Dewi dalam konferensi pers di Hotel Borobudur, Rabu (26/2).
Mengusung tema "Redeem Yourself Through Music", perhelatan akbar tahunan yang dipersembahkan oleh Java Festival Production ini akan menghadirkan Harvey Mason "Bunglon", Phil Perry, T-SQUARE. Artis yang digemari generasi muda dan sedang naik daun, seperti Omar Apollo, Kiana Ledé, RINI, Bruno Major, dan Warga Bebas juga dipastikan tampil. Demikian juga dengan grup musik legendaris The Jacksons.
Ikuti Whatsapp Channel Republika