Kamis 27 Feb 2020 18:00 WIB

Ahli Imunologi Ungkap Cara Bentengi Diri dari Infeksi Corona

Infeksi virus corona tipe baru, Covid-19, bisa ditangkal, bagaimana caranya?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Banyak orang memakai masker untuk berlindung dari kemungkinan terinfeksi virus corona. Ahli imunologi menjelaskan, memperkuat sistem imun dapat membentengi diri dari ancaman virus corona.
Foto: ABEDIN TAHERKENAREH/EPA EFE
Banyak orang memakai masker untuk berlindung dari kemungkinan terinfeksi virus corona. Ahli imunologi menjelaskan, memperkuat sistem imun dapat membentengi diri dari ancaman virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona tipe baru, Covid-19, telah menyebar ke puluhan negara. Virus yang bermula di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China ini lebih mematikan daripada penyakit yang juga disebabkan oleh keluarga virus corona, seperti SARS dan MERS, dan memiliki tingkat penyebaran yang cepat.

Adakah cara untuk menghindari infeksinya? Jawabnya, tentu saja ada.

Baca Juga

Ketua Perhimpunan Alergi dan Immunologi Indonesia Prof Dr dr Iris Rengganis SpPD-KAI menjelaskan bahwa berbagai patogen, bakteri, virus, jamur, dan parasit bertebaran di lingkungan dan setiap saat dapat masuk ke dalam tubuh. Alhasil, tubuh pun berpotensi terserang berbagai penyakit.

Akan tetapi, manusia memiliki sistem imun sebagai mekanisme tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya, baik yang berasal dari luar tubuh, maupun dari dalam tubuh sendiri. Itulah yang harus diperkuat.

"Sistem imun memang menjadi pelindung vital bagi tubuh untuk dapat melawan penyakit," jelas dalam forum diskusi "Cegah Corona dengan Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh" di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Iris, bila daya tahan tubuh lemah, maka benda asing akan mudah masuk, sehingga menyebabkan orang terkena infeksi. Ketika itu terjadi, muncul beberapa gejala, misalnya bersin, demam, dan lainnya.

Di tengah kekhawatiran akan merebaknya virus corona di Indonesia, jalan terbaik yang bisa dilakukan adalah memperkuat antibodi. Soalnya, penyakit yang disebabkan oleh virus tak ada obatnya, hanya bisa dilawan oleh sistem imun.

Persoalannya, kekebalan tubuh bersifat dinamis, dapat naik-turun. Imunitas dipengaruhi usia, nutrisi, vitamin, mineral, hormon, olahraga, dan emosi.

“Makin dewasa, antibodi seseorang akan semakin kuat,” ungkap Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Iris menjelaskan, antibodi juga bisa melemah seiring bertambahnya usia. Di samping itu, orang yang kekurangan protein dan kalori juga lebih mudah terserang infeksi. Defisiensi protein berat dapat menurunkan fagositosis. Berbagai penyakit juga menurunkan sistem imun, misalnya, infeksi virus, kanker, dan penyakit kronik.

Menurut Iris, imunitas tubuh bisa dijaga dan diperbaiki dengan pola hidup sehat. Artinya, orang perlu menjaga asupan makanan bernutrisi dan olahraga.

Selain olahraga rutin, tidur cukup dan minum air putih juga dianjurkan untuk mendetoksifikasi racun. Kurang tidur dan stres bisa memicu turunnya imunitas tubuh yang otomatis menurunkan kualitas antibodi.

"Vitamin dan mineral juga berperan terhadap sistem imun," ungkap Iris.

Menurut Iris, sistem imun dapat ditingkatkan dengan mengatur sistem daya tahan tubuh menggunakan imunostimulan. Ia menjelaskan, imunostimulan berperan mengaktivasi berbagai elemen dan mekanisme berbeda pada sistem imun.

"Imunostimulan berfungsi meningkatkan pertahanan alamiah tubuh untuk mengatasi berbagai infeksi virus dan bakteri dan juga berbagai penyakit di mana sistem imun mengalami penurunan atau penekanan," ucapnya.

Imunostimulan dapat membantu sistem kerja imun dengan cara merangsang pembentukan berbagai sel-sel imun yang memiliki fungsi penting. Salah satunya dengan meningkatkan pembentukan antibodi dan sitokin serta memperbaiki fungsi fagosistosis.

“Jadi makanan yang bernutrisi itu penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Apabila seseorang tidak sempat makan makanan yang bergizi komplet, maka dapat dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen atau imunostimulan,” ujar Iris.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement