Selasa 20 Jan 2015 12:29 WIB
Keuangan

Coba Jawab Pertanyaan Ini Sebelum Memiliki Kartu Kredit

Membayar dengan kartu kredit/ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Membayar dengan kartu kredit/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Coba Anda bayangkan ketika Anda tiba di sebuah bandara, Anda tinggal masuk ke sebuah lounge premium. Di sana Anda duduk manis sembari makan dan minum dengan santainya tanpa harus mengeluarkan uang. Jikapun ada tagihannya tidak seberapa dibandingkan dengan harga makanannya.

Ketika nama atau pesawat Anda dipanggil petugas bandara, Anda dengan santainya menuju pesawat yang dituju tanpa harus dibuat pusing urusan check in dan sebagainya.  Intinya Anda tinggal datang, menunjukkan Kartu Kredit Anda, lalu menikmati sajian yang ada di lounge.

Begitulah salah satu gambaran kenyamanan dalam perjalanan, baik di luar negeri atau di dalam negeri ketika Anda memiliki ‘Kartu Sakti’ bernama kartu kredit.

Agar adil, kita lihat juga sebuah gambaran yang menyesakkan dada pada pengguna kartu kredit yang lain. Tidak seperti biasanya, Andi tiba di kantor pagi-pagi sekali.  Resepsionis di kantor pun sampai terheran-heran.

“Iya, ingin agak pagian masuk kantor," katanya pada resepsionis. Kalimatnya berlanjut, Andi minta tolong jika ada telepon dari bank tolong sampaikan kalau ia keluar kantor. Andi mengatakannya dengan wajah agak pucat.

Itu sebuah gambaran, bagaimana seorang karyawan yang menikmati fasilitas yang ditawarkan kartu kredit, menjadi tidak nyeyak tidurnya, ketika ditagih debt collector. Andi ditagih karena tidak bisa melunasi utang kartu kreditnya.

Yang ingin saya tekankan di sini, kartu kredit seperti dua sisi mata uang. Jika digunakan secara benar akan bermanfaat secara duniawi bagi pemiliknya, tetapi ketika tidak digunakan secara bijak akan menyengsarakan terus menerus hingga utangnya lunas.

Berikut ada pertanyaan yang mesti Anda jawab dan Anda pikirkan ulang sebelum memiliki kartu kredit.

1.    Untuk melunasi utang lain (GLTL/Gali Lubang Tutup Lubang)

Jika Anda terjebak utang dengan rentenir, dengan bunga di atas 5 persen, sementara Anda bisa melunasi utang Anda tersebut dengan bunga kartu kredit 5 persen, itu sama saja keluar mulut harimau, masuk ke mulut buaya.

Anda hanya bisa bernapas sejenak ketika lari dari kejaran harimau, tetapi akhirnya akan lari kembali dari kejaran buaya.

Jadi pada kenyataannya Anda akan terjebak didalamnya, berputar dari satu kubangan utang ke utang yang lainnya.

2.    Untuk bertransaksi online

Dengan maraknya kemudahan dalam berbisnis atau berdagang hari ini, maka bisnis online atau online retailer bak jamur di musim hujan.

Lihat saja di sekeliling Anda, jika dahulu satu orang cukup punya satu telepon rumah untuk bisnisnya, hari ini seorang pebisnis online bisa memiliki 2-3 HP untuk memuluskan kerja atau usahanya. Artinya hari ini, untuk bertransaksi secara online sangat dan sangat mudah sekali.

Lantas, apa hubungannya dengan kartu kredit?

Tidak semua orang layak dan dianggap mampu di mata bank.  Bagi mereka yang baru memulai usaha, pinjaman modal kerja ibarat jauh panggang dari api.

Karena prinsip bank tidak mau rugi, maka mereka cenderung mencari para pebisnis atau pengusaha yang usahanya sudah menghasilkan dan syarat minimalnya adalah di atas 2 tahun.

Otomatis buat para pebisnis pemula, kartu kredit bisa menjadi jalan pintas untuk menggunakan UANG ORANG LAIN dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

Tetapi pertanyaannya, dengan bunga 3-5 persen per bulan banyak yang kolaps usahanya. Kalaupun ada yang berhasil, biasanya tidak akan bertahan lama.

Apalagi bisnis baru berjalan dan belum menemukan bentuk dan formula yang tepat, tetapi sudah dipusingkan dengan membayar tagihan bunga riba kartu kredit.

3.    Karena banyak diskon sehingga bisa berhemat

Hemat pangkal kaya, boros pangkal miskin adalah pepatah dan jargon yang sangat sering kita dengar waktu kecil.  Tetapi ternyata hemat saja belum cukup, tetapi manfaat lebih afdol ketimbang sekedar hemat.

Alih-alih ingin mendapat diskon dengan menggunakan kartu kredit, dengan asumsi bisa berhemat, malah kebablasan. Setiap kemudahan tentu ada konsekuensinya.

Pihak ketiga (dalam hal ini disebut merchant), tentulah ingin barang atau jasanya laku terbeli oleh Anda. Dan sarana CICILAN adalah sebuah hal jamak di abad ini.

Ketika Anda ingin berhemat dengan alasan dapat diskon, bank, penerbit kartu kredit, dan merchant tentunya ingin mendapatkan keuntungan.  Berarti, Andalah yang harus membayarkannya Jadi, bank memberi diskon karena mereka tahu Anda tidak akan pernah membayar lunas tagihan Anda

Semakin sering Anda membayar minimum payment dan telat dalam membayar, apalagi jangka waktunya yang panjang dan fleksibel, maka semakin rugilah Anda dan semakin senanglah penyelenggara kartu kredit.

4.    Ada point reward

Sebuah promosi memang dirancang akan di buat semenarik mungkin.  Apakah namanya mengurangi biaya kartu kredit, potongan harga sebuah produk atau jasa dan hadiah besar ketika Anda memiliki banyak point. Dan semua promosi tentulah menggunakan intelektual dan kalkulasi yang akurat.

Sementara di sisi lain, kebanyakan pengguna kartu kredit mengunakan sisi emosional, terutama ibu-ibu (bukan berarti laki-laki tidak, ada juga laki-laki yang hobinnya shopping) untuk membeli atau memiliki sebuah barang. Di sini letak jebakannya.

Semakin banyak Anda berbelanja, semakin banyak poin yang didapat, intinya Anda semakin konsumtif bukan produktif. Karena rasa tidak akan salah menilai. Perlunya ‘intellectual point’ untuk menjalaninya

5.    Untuk keadaan darurat

Kartu kredit bak dewa penyelamat, ketika dalam kondisi terdesak. Cukup dengan gesek, Anda bisa terbebas dari masalah Anda. Tetapi dalam aplikasinya, apakah yang namanya kondisi darurat terjadi tiap hari?

Tentu tidak, kecuali Anda memang ditakdirkan untuk selalu dalam kondisi darurat. Karena saya menyakini, bahwa kondisi darurat atau susah dan senang itu akan selalu dipergilirkan, paling tidak di akhirat nanti. Artinya kartu kredit bukanlah sarana yang tepat untuk itu.

Alangkah baiknya, Anda siapkan dana darurat.Ini lebih bijak ketimbang mengandalkan kartu utang (baca : kartu kredit).

Selamat berpikir dan bertindak secara bijak, sebelum Anda memiliki kartu kredit!

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement