REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sejumlah makanan khas Palembang saat ini dinilai sudah semakin sulit ditemukan alias langka. Sebut saja makanan seperti ragit, putu embun, dan beberapa jenis makanan tradisional lainnya.
Karena itu, Dinas Kebudayaan Palembang, Sumatera Selatan berupaya melestarikan makanan khas daerah ini agar bisa terus diproduksi dan dinikmati sepanjang masa.
"Beberapa makan khas daerah yang sekarang ini mulai langka di pasaran akan dilestarikan sehingga tetap bisa ditemukan penikmat makanan dan ada generasi muda yang dapat membuatnya," kata Kepala Dinas Kebudayaan Palembang, Sudirman Tegoeh, di Palembang, Senin (12/3).
Kondisi ini menjadi perhatian untuk melakukan upaya pelestariannya sehingga tidak hanya menjadi kenangan, katanya.
Dia menjelaskan untuk melestarikan makanan khas daerah ini, pihaknya mulai melakukan pendataan dan menyiapkan program pembinaan dan pengembangannya.
Selain itu, untuk memasarkan makanan khas daerah ini pihaknya akan menyiapkan tempat khusus menjual aneka jenis makanan tradisional dengan konsep daerah tujuan/destinasi wisata kuliner.
Sekarang ini pihaknya bekerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Palembang akan membuka destinasi wisata kuliner baru yakni di kawasan Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II samping Jembatan Ampera.
Destinasi wisata kuliner yang menyajikan makanan khas daerah yang selama ini terkesan ditinggalkan dan kalah bersaing dengan produk makanan wara laba asing, dengan konsep kekinian dalam tajuk "Culture, Art, and Traditional Food Museum SMB II diharapkan dapat menarik minat generasi muda serta wisatawan Nusantara dan mancanegara, kata Sudirman.