REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Makan enak bukan cuma sekadar bisa dilakukan di rumah makan atau restoran. Banyak orang yang ingin bisa makan enak dengan hasil masakannya sendiri.
Peluang bisnis di bidang bumbu makanan pun terbuka lebar. Apalagi tidak semua orang mau meracik bumbu-bumbu masakan Indonesia yang tergolong rumit, termasuk masakan Makassar yang digemari banyak orang.
Pendiri dan pemilik CV Alminana Aminah AN mengaku sukses meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan dari usaha bumbu kuliner khas Makassar. "Omzet kami saat ini hingga sekitar Rp 75 juta per bulan, dan meningkat dua hingga tiga kali menjelang lebaran," kata Aminah AN di Makassar, Ahad (1/4).
Aminah sukses memproduksi dan memasarkan berbagai bumbu kuliner khas Makasar seperti Konro, Coto, Pallubasa, Sop Saudara, Toppalada hingga Sambal Tumis. "Dalam sebulan kami memproduksi total 500 kg bumbu," ujarnya.
Usahanya memproses bahan baku yang digunakan sedemikian rupa, sehingga bumbu yang tersedia dalam bentuk bubuk dan cair tersebut memiliki masa simpan hingga satu tahun tanpa bahan pengawet. "Bumbunya kita masak hingga kadar airnya benar-benar kering, kami juga menggunakan nitrogen untuk mengeringkan bumbu, sehingga tidak perlu bahan pengawet," tuturnya.
Usaha yang ia rintis sejak tahun 2011 tersebut telah memasarkan produknya hingga ke Jawa. Untuk pasar lokal di Sulsel, bumbu ini dapat diperoleh di toko oleh-oleh dan sejumlah supermarket, seperti Gelael dan Giant.
"Produk kita sangat praktis, karena konsumen hanya perlu menyiapkan daging, dagingnya direbus dan tinggal dimasukkan bumbu, satu bungkus bumbu bisa untuk 10 porsi," jelasnya.
Aminah yang awalnya merupakan ahli gizi di salah satu RSUD di Makassar ini, juga telah memperoleh pendampingan dan menjadi mitra PT Pertamina MOR VII sejak tahun 2014. Pihaknya sangat mengapresiasi dukungan PT Pertamina MOR VII, khususnya terkait pemasaran. "Berkat dampingan Pertamina kami bisa mengikuti pameran-pameran hingga ke Jawa, sehingga kami bisa mendapatkan pemasaran yang lebih besar," pungkasnya.