Ahad 13 May 2018 05:37 WIB

Kiat Memulai Menjadi Food Blogger

Butuh wakti dan proses untuk menjadi seorang food blogger.

Rep: MGROL102/ Red: Yudha Manggala P Putra
Food Blogger Hans Danial.
Foto: Republika/MGROL102
Food Blogger Hans Danial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menulis dan mengulas makanan melalui blog pribadi merupakan salah satu kegiatan yang mulai banyak dilakukan orang karena dianggap mudah. Padahal, sebaliknya, menjadi penara blog makanan tak segampang yang dibayangkan.

Food blogger Indonesia Hans Danial mengungkapkan sejumlah kiat-kiat memulai menjadi food blogger bagi para pemula.

Pemilik blog eatandtreats ini mengatakan salah satu yang dibutuhkan untuk menjadi food blogger adalah konsistensi dan komitmen. Menjadi food blogger tidaklah bisa dilakukan secara singkat.

Everyone can be a food blogger, but to be called food blogger, butuh waktu dan proses yang panjang,” ujar Hans kepada Republika.co.id saat ditemui di Paradigma Kafe, Jakarta beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, pemilik akun Instagram @eatandtreats ini juga menambahkan bahwa menjadi food blogger juga diperlukan keberanian dalam mengungkapkan pendapat, meski akan ada orang yang tidak menyukainya.

“Jangan takut untuk beropini, have your own voice, meskipun banyak yang nggak suka dengan kita, kayak gue dulu,” paparnya. "Intinya have your own voice and be uniqe."

Hans juga menyarankan bagi para pemula untuk membekali diri dengan kemampuan mengambil foto dan kamera yang berkualitas baik untuk menghasilkan foto yang mampu membuat penggemar makanan tergiur mencicipi makanan yang diulas.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ اَنْ يَّقْتُلَ مُؤْمِنًا اِلَّا خَطَـًٔا ۚ وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَـًٔا فَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ وَّدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ اِلٰٓى اَهْلِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يَّصَّدَّقُوْا ۗ فَاِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ عَدُوٍّ لَّكُمْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ ۗوَاِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيْثَاقٌ فَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ اِلٰٓى اَهْلِهٖ وَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ ۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِۖ تَوْبَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
Dan tidak patut bagi seorang yang beriman membunuh seorang yang beriman (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Barangsiapa membunuh seorang yang beriman karena tersalah (hendaklah) dia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta (membayar) tebusan yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga si terbunuh) membebaskan pembayaran. Jika dia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal dia orang beriman, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Dan jika dia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar tebusan yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa tidak mendapatkan (hamba sahaya), maka hendaklah dia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai tobat kepada Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

(QS. An-Nisa' ayat 92)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement