REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak suka cokelat. Seiring perkembangannya, cokelat tidak hanya menjadi penganan pencuci mulut atau camilan saja. Namun cokelat bercita rasa unik juga akan menjadi tren suvenir lokal di Indonesia.
"Di Indonesia, tren cokelat bercita rasa unik akan terus berkembang dan menjadi pilihan turis sebagai oleh-oleh," kata Advisor Asosiasi Culinary Profesional Indonesia Chef Vindex Tengker.
Chef Vindex mengatakan, saat ini tren cokelat bercita rasa unik sudah mulai terlihat dengan menggunakan bahan baku bumbu-bumbu masakan Nusantara. Rasa masakan Nusantara memang bisa menjadi alternatif dalam menciptakan cokelat unik. Meski menggunakan beragam bumbu, rasa cokelat yang manis dan pahit tetap bisa dirasakan penikmatnya. Namun tentu saja memerlukan formulasi yang pas, serta eksperimen terlebih dahulu.
Cokelat yang dicampur untuk menu masakan utama bukan hal baru di dunia. Di negara berkembang, seperti Eropa, cokelat merupakan salah satu bahan yang kerap digunakan sebagai saus atau campuran bumbu masakan.
Namun di Indonesia penggunaan cokelat untuk menu masakan memang tergolong belum banyak dan masih tabu. Penggunaan bumbu masakan sebagai bahan camilan cokelat dirasa paling cocok untuk mulai memperkenalkan cocoa sebagai menu makanan yang tidak biasa.
Meski bisa diracik bersama bumbu masakan, tidak semua cokelat bisa tercampur sempurna dan menghasilkan rasa yang enak ketika disantap. "Penggunaan cokelat hitam harus tepat," lanjut Chef Vindex. Salah satu jenis cokelat yang paling cocok, yakni dengan kadar cocoa 62 persen.
Apabila menggunakan cokelat yang mengandung kadar cocoa 70 hingga 100 persen, maka rasa pahit cokelat tidak bisa tercampur dengan baik. Hasilnya, bumbu masakan tidak akan terasa, dan cokelat tidak lagi memunculkan rasa manis.