REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Restoran cepat saji KFC Singapura mengumumkan akan memberhentikan penggunaan tutup gelas plastik dan sedotan. Dilansir melalui Channel News Asia, KFC akan memberlakukan peraturan tersebut untuk 84 gerai di Singapura pada Rabu (20/6) atau hari ini.
Meski demikian, tutup gelas plastik tetap akan diberikan untuk minuman yang dibawa pulang. Peraturan tersebut diberlakukan KFC Singapura untuk berpartisipasi dalam kampanye No Straws Initiative.
Langkah tersebut dilakukan demi mengurangi 17,8 metrik ton plastik sekali pakai dalam setahun. "Kami berupaya mengambil langkah untuk melakukan perubahan," ujar General Manager Kentucky Fried Chicken Management Lynette Lee.
Baca juga: Demi Bumi, Menolak Sedotan Plastik Harus Jadi Kebiasaan
Lee mengatakan, KFC bangga menjadi restoran cepat saji pertama yang berpartisipasi dalam gerakan tersebut. Sebelumnya, upaya pertama KFC dalam kampanye go green diawali pada Desember 2016. KFC Singapura berhenti menggunakan kotak kertas, dan menyajikan makanan pada keranjang yang bisa digunakan kembali.
Kemudian pada 2017 KFC mengganti kemasan busa untuk piring sarapan dan bubur dengan kertas daur ulang. Penggantian kemasan busa tersebut mampu mengurangi 2,5 juta atau lebih dari 700 ribu set piring dalam waktu enam bulan. Perusahaan juga mengatakan akan selalu meninjau dan memakai kemasan yang lebih biodegradable.
KFC Indonesia sudah lebih dulu mengadopsi praktik tanpa sedotan di restorannya. Bertepatan dengan perayaan Hari Terumbu Karang Internasional pada 8 Mei 2017, KFC Indonesia mencanangkan pengurangan penggunaan sedotan plastik.
Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia (KFC Indonesia), mengatakan gerakan ini mengajak masyarakat untuk turut peduli pada keselamatan laut dan kehidupannya. Bentuk nyatanya, dengan sengaja tidak menyediakan dispenser sedotan di gerainya.