Jumat 06 Jul 2018 04:34 WIB

Pinggiran Roti Sehat, Mitos atau Fakta?

Pinggiran roti memiliki nutrisi yang berbeda dengan roti.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Roti tawar sedang dipotong.
Foto: Republika/Prayogi
Roti tawar sedang dipotong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih banyak yang percaya jika pinggiran atau kulit roti cukup baik dan sehat dikonsumsi. Seringkali para orang tua meminta anak-anak tidak membuang dan wajib memakan kulit roti.

Dilansir Thekitchn, Kamis (5/7), seribu tahun yang lalu di Italia, para orang tua juga memaksa anak-anak mereka memakan kulit roti karena dipercaya menyehatkan. Namun, terkuak fakta jika sebenarnya kulit roti justru tidak cukup baik bagi kesehatan.

Lisa Drayer dari CNN, seorang ahli gizi dan jurnalis kesehatan sempat bertanya-tanya apakah dia melakukan tindakan buruk terhadap anak-anaknya dengan memotong roti isi mereka menjadi bentuk yang lucu dan menghilangkan pinggiran roti? Dia pun mencari tahu apakah kulit roti menyehatkan itu mitos atau fakta?

"Ini adalah mitos yang cukup umum," kata ilmuwan makanan dan ahli diet terdaftar Wesley Delbridge dari Academy of Nutrition and Dietetics.

Menurutnya, pinggiran roti jelas memiliki nutrisi dan rasa berbeda dinandingkan roti itu sendiri. Pinggiran roti berwarna cokelat yang merupakan reaksi kimia memang membuatnya lebih lezat. Reaksi itu mengubah komposisi kimia dari kerak roti dan membuatnya terlihat serta memiliki rasa yang berbeda dari bagian dalam.

"Tetapi itu tidak selalu membuat kerak lebih menyehatkan," lanjutnya.

Menurut Delbridge, penelitian menunjukkan bahwa reaksi kimia yang menyebabkan pinggiran roti menjadi kecokelatan berhubungan dengan antioksidan dan juga zat kimia karsinogenik yang disebut akrilamida.

"Dalam kerak roti, ada promotor kanker dan pejuang kanker. Ini seperti ada pertempuran yang sedang berlangsung. Siapa yang memenangkan pertempuran? Saya tidak yakin. Tapi apa pun yang terjadi atau bereaksi benar-benar marjinal," kata Delbridge.

Dia menyarankan orang tua seharusnya tidak merasa bersalah jika anak-anak mereka tidak mau memakan pinggiran roti karena hal itu pun tidak terlalu penting. Bagaimanapun, roti whole-grain atau roti buatan sendiri, mungkin lebih baik dari roti tawar yang kaya gula dan pengawet.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement