Ahad 23 Sep 2018 15:55 WIB

Bibimbap, Nasi Campur Korea Berumur Ratusan Tahun

Bibimbap memiliki filosofi persatuan keluarga yang harmonis.

Makanan khas Korea, bibimbap
Foto: Flickr
Makanan khas Korea, bibimbap

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Segala hal tentang Korea sepertinya sekarang makin disukai seiring dengan semakin gencarnya terpaan Korean wave di Tanah Air. Sebut saja Korean food atau k-food alias makanan asal Korea yang kini marak dijumpai di setiap sudut Kota Jakarta dan lainnya. Salah satu yang paling gampang dijumpai adalah bibimbap.

Menurut pakar kulinari Korea; Profesor Yoon Sook-ja, secara harafiah bibimbap berarti nasi campur. Seperti namanya, bibimbap terdiri atas semangkuk nasi putih dengan lauk pauk di atasnya berupa sayur mayur, daging sapi, telur, dan juga pasta cabai gochujang.

"Sejarah bibimbap di Korea dimulai sejak ratusan tahun lalu saat para petani Korea bekerja terlalu keras dan sibuk sampai-sampai mereka tak punya waktu untuk makan siang dan makan malam. Jadi saat mereka makan bersama, mencampur semua bekal masing-masing dalam mangkuk dan memakannya bersama," kata Yoon Sook-ja di Institut Makanan Tradisional Korea, Museum Tteok, Seoul, beberapa waktu lalu.

Sementara instruktur memasak masakan Korea profesional, Park Soon-min menjelaskan bahan utama bibimbap terdiri atas tiga sayur utama yakni timun, "doraji" atau akar bunga bellflower, dan "gosari" atau batang sejenis tumbuhan paku.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement