REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Sebanyak 1.200 porsi bubur ikan khas Pontianak yang dibuat oleh sejumlah koki tercatat dalam Original Record Indonesia (ORI) sebagai rekor baru sekaligus pertama kalinya di Indonesia. Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Ahad (21/10), mengatakan, pembuatan bubur ikan terbanyak ini merupakan salah satu kegiatan dari ekonomi kreatif (ekraf).
"Banyak bubur ikan di daerah-daerah lainnya tetapi bubur ikan khas Pontianak memiliki cita rasa tersendiri dan lebih enak," katanya.
Ia meminta bubur ikan Pontianak ini didaftarkan untuk mendapatkan sertifikat Warisan Budaya Tak Benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyusul dua jenis kuliner yang sudah lebih dulu mengantongi sertifikat tersebut. "Kuliner kita yang sudah mengantongi sertifikat itu ada dua, yakni paceri nanas dan sayok keladi. Itu menjadi hak paten kita sehingga tidak ada yang boleh mengklaim sebagai makanan khasnya," jelas Edi.
Pihaknya akan menggalakkan Kota Pontianak sebagai kota kuliner yang sehat dan halal. Seperti halnya bubur ikan yang berbahan dasar ikan dan mengandung protein tinggi untuk kesehatan. "Saya mengajak para chef, baik yang ada di restoran maupun hotel, ikut terlibat terus melakukan inovasi-inovasi menciptakan kreativitas makanan khas Pontianak," ajaknya.
Terkait lokasi pusat kuliner, diakui Edi, masih tersebar di beberapa kawasan di Kota Pontianak. Pihaknya sedang mencari lokasi yang representatif untuk pusat kuliner tersebut, diantaranya, Jalan Paralel Letkol Sugiyono yang akan dilebarkan jalannya, di kawasan Pasar Kapuas Indah.
"Kemudian lokasi-lokasi lainnya untuk dijadikan sentral kuliner sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menikmati kuliner khas Pontianak," kata Edi.